"Uang adalah hamba yang baik, tetapi juga adalah tuan yang kejam" -- Anonim
Celin adalah anak desa yang mendapatkan kesempatan pendidikan sarjana di ibu kota dengan beasiswa bidikmisi. Gemerlap ibu kota membuatnya sangat terkejut, kehidupan yang sangat jauh berbeda dari tempat asalnya di desa.
Hidup dan sekolah di ibu kota dengan mengandalkan uang beasiswa membuatnya harus memperhitungkan segala sesuatu. Orangtua di desa tidak janji akan selalu mengirimkan uang setiap bulan. Karenanya, setiap peser uang akan sangat berharga dan dipergunakan dengan sangat hati-hati demi tetap bertahan hidup di ibukota.
Ia bergaul seperti biasa di kampus. Meski perbedaan sangat terlihat mencolok dari teman-teman kampusnya, ia tidak pernah kecil hati. Baginya, tujuannya jelas ada di sana, menyelesaikan pendidikan sebaik-baiknya demi masa depan yang lebih baik di kemudian hari.
Setiap hari, Celin belajar dengan sungguh-sungguh. Keterbatasannya dalam hal keuangan tidak menyurutkan keinginannya untuk maju. Ia pun berhasil menyelesaikan pendidikan di ibu kota dengan amat cemerlang.
Setelah menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar sarjana, Celin yang lulus dengan predikat terbaik itupun tak butuh lama untuk mendapatkan pekerjaan. Bahkan ia tak perlu melamar kesana kemari, tawaran pekerjaan yang justru datang kepadanya.
Anak desa itu kini telah berhasil. Ia telah membuktikan pada dirinya sendiri dan dunia bahwa anak desa juga bisa berhasil di ibukota. Ia pun mendapatkan pekerjaan yang cukup bergensi di sebuah perusahaan multinasional ternama.
Saat menerima gaji pertama sebagai karyawan, ia terkejut bukan main. Tak terbayang olehnya jika dalam sebulan ia bisa mendapatkan penghasilan sedemikian besarnya.
Ia pun segera mencari kos-kosan yang lebih baik. Membeli pakaian kerja yang baru lengkap dengan sepatu baru pula. Dan tak lupa, sebuah ponsel baru yang menjadi impiannya selama ini.
Sejak berada di ibu kota, Celin tak pernah mengganti ponsel miliknya dari desa. Ponsel Android itu ia bawa dari kampung dan tak pernah diganti karena memang penggunaan tak lebih dari sebagai alat komunikasi dengan keluarga di desa.