Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

"The Triune Brain" dan Bagaimana Otak Bekerja Merespons Pandemi Covid-19

22 Juni 2020   18:33 Diperbarui: 23 Juni 2020   09:22 3199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Otak Manusia (Foto: Psypot)

Pandemi Covid-19 telah menghadirkan beragam perubahan terhadap tatanan kehidupan manusia. Tidak hanya memberi ancaman pada kesehatan manusia, namun masa pandemi ini juga telah mengubah tatanan kehidupan sosial dan budaya, serta praktik perekonomian.

Dalam menghadapi pandemi yang terjadi, setiap orang memberikan respons yang berbeda-beda. Ada yang merespons dengan panik dan ketakutan, namun ada juga yang bisa berpikir jernih dan segera beradaptasi untuk tetap bertahan dan produktif.

Menarik untuk diamati, mengapa setiap manusia memiliki respons berbeda-beda terhadap situasi yang sama-sama sedang dihadapi. Memberikan respons adalah fungsi dan tugas otak manusia. Ketika menyadari fakta bahwa setiap orang merespons secara berbeda, maka sebenarnya dalam hal ini otaklah yang berperan dominan dalam menanggapi situasi yang terjadi.

Bagaimana sebenarnya otak bekerja dalam memberikan respons?

Seorang ahli Neurosaintis asal Amerika Serikat memperkenalkan sistem kerja otak manusia dengan teori The Triune Brain, model otak 3 in 1.

Menurut teori The Triune Brain, otak manusia terdiri atas tiga tingkatan, yaitu otak reptil, otak mamalia dan otak neocortex. Mari kita pelajari pola kerja ketiga tipe otak ini dan bagaimana kemudian berperan dalam memberikan respon saat menyikapi pandemi covid-19 saat ini.

Otak Reptil, Bagaimana Bertahan?
Otak Reptil atau disebut juga batang otak, merupakan bagian otak yang terletak di lantai bawah susunan otak. Otak Reptil, seperti namanya, pada dasarnya adalah tipe otak yang dimiliki binatang reptil.

Otak ini berfungsi untuk kemampuan bertahan hidup. Sistem kerjanya bersifat otomatis, tidak perlu pemikiran. Otak inilah yang mengendalikan kemampuan bernafas, makan dan berdegup.

Saat terjadi kondisi krisis, otak reptil akan berefleks seperti alarm dan segera memerintahkan tubuh untuk menghindari bahaya. Orang yang terbiasa mengaktifkan otak reptil biasanya akan reaktif terhadap stimulus yang datang, dan segera merespons "lari!" atau "lawan!".

Mungkin kita pernah melihat seekor cicak yang melepaskan ekornya ketika sedang merasa terancam bahaya. Melepas ekor adalah respon refleks cicak demi mempertahankan hidup dan segera lari dari kondisi kritis.

Orang yang dominan mengaktifkan otak reptil, hanya berpikir tentang "saya" dan bagaimana menyelamatkan diri sendiri di saat-saat sulit. Sangat mudah mengenali orang-orang yang demikian di saat pandemi seperti sekarang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun