Mohon tunggu...
Jordan Benjamin Wijaya
Jordan Benjamin Wijaya Mohon Tunggu... Pelajar

Pelajar yang sedang duduk di bangku SMP, suka bermain sepak bola. Ia memiliki harapan untuk mendapatkan penghasilan dari artikel yang telah dibuat.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Apakah Passion Harus Jadi Karier? Ini Sisi Lain yang Jarang Dibahas!

11 Mei 2025   17:03 Diperbarui: 11 Mei 2025   17:03 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://idmetafora.com/news/read/3376/Apa-Itu-Passion-Pengertian-Ciri-ciri-Pentingnya-dan-Cara-Menemukan.html

Tidak sedikit anak muda yang dibuat bingung oleh nasihat klasik: "Kejarlah passion-mu!" Saya pun termasuk salah satunya. Sebab, di balik kalimat tersebut, muncul pertanyaan penting: apakah passion harus selalu dijadikan pekerjaan utama?

Untuk menjawabnya, mari kita pahami dulu apa arti passion.
Menurut Google, passion adalah perasaan antusias, semangat, dan hasrat yang kuat terhadap suatu hal. Sementara menurut ChatGPT, passion adalah dorongan batin atau minat mendalam yang membuat seseorang rela melakukannya meski tanpa imbalan besar.

Media sosial kini sangat memengaruhi cara kita memandang passion. Kita sering melihat konten di TikTok, YouTube, atau Instagram yang menunjukkan orang sukses menjalani hidup dari passion-nya. Terlihat bebas, bahagia, dan "hidup banget." Tapi sayangnya, media sosial lebih sering menampilkan hasil akhir, bukan proses panjang dan sulit di baliknya. Akibatnya, banyak yang merasa gagal atau tertinggal kalau belum "nemu passion" yang bisa dijadikan karier.

Tentu, menjadikan passion sebagai pekerjaan utama punya kelebihan. Kita bisa lebih bersemangat bekerja dan lebih kreatif. Namun, ada juga risiko dan tantangannya. Passion bisa berubah seiring waktu. Tekanan keuangan bisa membuat passion terasa seperti beban. Bahkan, saat passion menjadi kewajiban, maknanya bisa pudar.

Karena itu, passion tidak harus selalu jadi sumber penghasilan utama. Ia tetap bisa hidup sebagai hobi, proyek sampingan, atau sesuatu yang kita nikmati di luar pekerjaan utama. Banyak orang tetap berkarya dan berkembang meski karier mereka tidak sepenuhnya berangkat dari passion.

Kesimpulannya passion itu penting --- tapi stabilitas hidup juga tak kalah penting. Yang ideal adalah menemukan titik tengah, yaitu pekerjaan yang memberi ruang berkembang tanpa mengorbankan keamanan dan kesehatan mental.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun