Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Nomine Best in Fiction Kompasiana Awards 2024 Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mitos Mimpi dan Jodoh

22 April 2025   17:00 Diperbarui: 22 April 2025   17:00 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diolah dengan Microsoft Designer. Dokpri 

Kakiku gemetar, melihat seekor ular besar yang tak juga beranjak dari hadapanku. Aku terpaku. Bibir kelu. Ingin berlari, namun begitu takut kalau ular itu akan mengejar dan membelitku. 

Lama kelamaan, tubuhku tak lagi bisa ditopang kedua kakiku. Aku terduduk, berharap ular itu segera menyingkir dari hadapanku. Dalam hati, rangkaian doa terpanjatkan kehadirat Ilahi. Hatiku benar-benar kalut. Tak ada seorangpun di sekelilingku. Air mata pun perlahan membasahi pipi. 

Kupejamkan mata sejenak. Kuhirup udara perlahan dan kuhembuskan pelan. Kuberanikan untuk menatap ular itu. Ketakutan yang sedari tadi menyelimutiku, perlahan hilang. Ular itu menjauhiku, sesekali berhenti, seolah memastikan kalau aku masih ada di tempatku semula.

Hatiku lega dan hangat. Kepanikan tak lagi kurasakan. Hingga kudengar suara lirih memanggil namaku.

"Lintang..."

***

Aku terduduk di atas ranjang. Stretching sebentar, sebelum akhirnya aku keluar dari kamar. Ibu membangunkan aku. Selepas pulang kerja, aku tidur dan bermimpi buruk. Karenanya tak akan kukatakan kepada siapapun perihal mimpi itu.

"Ayo ke rumah Eyang, Lintang," ucap Ibu, saat aku keluar dari kamar. 

"Aku salat Asar dulu, Bu."

Aku bergegas ke kamar mandi untuk mandi dan berwudhu. Aku sudah janji kepada Ibu untuk mengantarnya ke rumah Eyang sore ini. Sepupuku mau dilamar kekasihnya. Tempatnya di rumah Eyang karena memang dia dan Budhe Tiana tinggal di sana. Sedangkan Pakdhe Mail sudah lama berpulang ke pangkuan Ilahi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun