"Anak-anak, dua minggu lagi akan dilaksanakan olimpiade sains di tingkat kecamatan. Setiap sekolah harus mewakilkan dua peserta. Satu anak ikut olimpiade Matematika, dan satu lagi olimpiade IPA," ucap Pak Burung Hantu, guru kelas Tupi dan teman-temannya.
"Untuk itu, dua siswa dari kelas ini akan dilatih untuk mewakili sekolah untuk lomba ini," lanjut Pak Burung Hantu.
Setelah penyampaian pengumuman itu, suasana kelas menjadi gaduh. Banyak sekali siswa yang ingin mengikutinya.
"Saya mau ikut yang Matematika, Pak!" seru Acil, anak kelinci yang pandai Matematika. Saat melihat Acil mengangkat tangan dan mengucapkan hal itu, teman sekelasnya kembali gaduh.Â
"Acil, kasih kesempatan buat kita-kita juga, dong!" ucap Rusa dengan sedikit protes. Rusa memang termasuk siswa yang jago Matematika. Hanya saja, tahun kemarin, dia tidak bisa mewakili sekolah karena sedang sakit. Akhirnya sekolah diwakili Acil.
"Nggak bisa! Aku kan sudah punya pengalaman. Pasti bisa menang tahun ini!" ucap Acil dengan angkuhnya. Rusa terdiam. Namun, teman lainnya yang tidak menyukai pendapat Acil.
"Sombong sekali kamu, Cil!"
"Iya. Pede banget!"
Pak Burung Hantu segera menenangkan siswa-siswanya.Â
"Ehem!"