Kupandangi lalu lalang para wisatawan yang datang silih berganti. Memang setelah pandemi, kini wisata kembali hidup. Dan untuk lebih menarik pengunjung biar mau mampir di objek-objek wisata, pokdarwis bersinergi satu sama lain.
Aku dan isteri termasuk pegiat wisata di salah satu geosite di wilayah Yogyakarta. Tepatnya di Gunungkidul. Tak lelah kami berjuang demi hidupnya pariwisata ini.Â
Selain berusaha memperbaiki sarana prasarana untuk wisata yang ramah lingkungan dan kesehatan selama masa pandemi covid 19, rumah makan yang kami rintis sedikit demi sedikit kini terlihat maju.
Tentunya kami permak rumah makan yang tadinya sangat sederhana. Spot-spot foto yang lain daripada yang lain kami pikirkan. Dan itu terealisasi pelan-pelan.Â
Oh iya. Dulu kekhasan kuliner di rumah makan kami adalah bakso degan. Menu ini sebenarnya bakso biasa, namun dalam penyajiannya dimasukkan dalam kelapa muda. Degan adalah istilah Jawa dari kelapa muda.
Para pengunjung rumah makan kami banyak yang penasaran dengan cita rasanya. Kami bersyukur karenanya. Bagaimanapun menghidupkan kuliner khas pasca pandemi itu sulit.
Dan kini rumah makan kami melebarkan sayap, tak hanya bakso degan. Pembuatan nasi tumpeng paketan, nasi box dengan beragam lauk, kami siap siaga dan siap sedia. Alhamdulillah, orderan selalu ada setiap harinya. Sungguh berkah luar biasa bagi kami.
***
Bicara tentang wisatawan yang datang, secara normal aku bilang kalau mereka istimewa dalam berpenampilan. Ini membuat para pegiat wisata muda, yang belum menikah tentunya, seakan menjadi kesempatan berkenalan dengan wisatawati. Hahahah.Â
Biarlah! Mumpung mereka masih muda. Belum terikat dengan isteri dan belum digondheli anak. Ada saja cerita yang aku dengar saat waktu senggang.