Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perbedaan Antara Murid Zaman Dulu dan Murid Zaman Now

30 Agustus 2022   07:58 Diperbarui: 30 Agustus 2022   08:02 39601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semakin sulitlah dalam mengajar, membimbing dan mendidik siswa. Itu tak hanya terjadi di luar Jawa yang fasilitas internet sangat terbatas. Di pulau Jawa saja masih banyak kendala.

Namun dibalik sisi negatif pembelajaran jarak jauh selama pandemi covid 19, para siswa juga semakin lihai dalam mengoperasikan gawai sebagai salah satu sumber belajar karena keterbatasan kemampuan orangtua dalam membersamai belajar. Sedangkan saya sendiri mengenal gawai setelah bekerja. Sangat beda cara belajarnya. 

Pertanyaan kedua, setelah mempelajari materi ini, hal apa yang paling semangat ingin Ibu dan Bapak Guru coba?

Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan sejak dulu sudah disesuaikan dengan lingkungan tempat siswa belajar. Hanya saja memang penyusunan kurikulum belum melibatkan siswa. Pihak pengembang kurikulum tidak menanyakan minat siswa tetapi sudah memberikan pilihan untuk kegiatan intra maupun ekstra kurikuler.

Sekarang, bersama rekan-rekan kerja, Komite Sekolah dan perwakilan orangtua siswa mencoba untuk menawarkan ekstra olahraga dan membatik sederhana. Harapannya kesemuanya bisa memacu siswa untuk belajar yang menyenangkan.

Pertanyaan ketiga, Ibu dan Bapak Guru, ceritakan yuk tentang waktu favorit bersama murid! Waktu favorit ketika sedang melakukan apa?

Selama tujuh belas tahun menjadi pendidik, ada banyak cerita yang berkesan bagi saya, terutama saat membersamai murid.

Pertama, saat sekolah tak memiliki guru olahraga, kekurangan guru kelas, saya mengampu semua mata pelajaran di kelas IV. Ya meski sangat terbatas kemampuan saya. Maklumlah, guru kelas SD harus mengajar Pendidikan Al Islam, Kemuhammadiyahan, Tematik, Mulok (Bahasa Jawa), Matematika. Total jam melebihi 40 jam pelajaran perminggunya.

Meski begitu saya merasa bisa luwes dalam membagi waktu. Termasuk belajar di luar kelas. Saya mengajak siswa belajar di hutan kayu putih di pojok dusun atau ke sungai yang debit airnya selalu berkurang saat musim kemarau tiba.

Kedua, saat masa pandemi dan memberikan tugas mengarang dalam Bahasa Jawa. Sangat beragam ceritanya. Malah salah satu karya siswa bisa saya abadikan dalam bentuk karya cerita anak dengan judul Layang Kagem Bu Guru. Cerita anak itu saya publikasikan di Kompasiana, wadah para penulis dari Sabang sampai Merauke.

Ketiga, saat saya mengajar di mana ada anak kandung saya. Itu sangat berkesan bagi saya pribadi. Sekaligus menjadi sebuah tantangan karena saya sempat khawatir kalau nantinya saya tidak bisa obyektif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun