Apabila ada sebuah pertanyaan, jika Anda bisa kembali ke masa di mana Anda menjadi murid di bangku sekolah, siapa guru yang ingin Anda belajar dengannya? Kira-kira bagaimana jawaban Anda?
Pertanyaan yang sepele tapi sebenarnya sangat bermanfaat bagi seorang guru agar menjadi guru yang baik bagi siswanya.
Untuk menjadi guru yang baik, ada baiknya melihat "kaca spion kendaraan" agar bisa menempatkan diri sebagai fasilitator bagi siswa di sekolah. Artinya, guru bisa kembali ke masa lalu dan mengingat-ingat, apa hal yang disukai dari seorang guru dan yang tak disukai dari guru yang mengajarnya dari tingkat rendah sampai lanjutan atas. Bahkan sampai perguruan tinggi.
Terus terang sebagai siswa, dahulu saya bisa merasakan bagaimana guru yang menganakemaskan siswa, dan adil kepada siswanya. Tentu saja saya pernah menjadi "korban" perlakuan guru yang pilih kasih. Sebenarnya tak hanya saya. Bahkan siswa lain, baik seangkatan, kakak kelas dan adik kelas merasakan itu.
Saat bertemu sesama alumni, di saat itulah terkadang saling curhat bahwa guru A, B, C dan seterusnya memiliki siswa istimewa. Artinya paling dikasihi dibandingkan perilakunya terhadap siswa lainnya.
Belajar dari pengalaman, saya tentu tak ingin kalau siswa saya merasakan hal serupa dengan yang saya alami dulu. Dianaktirikan itu sungguh menyakitkan dan kesannya tak hanya untuk waktu belajar langsung. Sampai tua pun perlakuan guru yang tidak adil tetap meninggalkan jejak di hati, pikiran, dan perasaan.
Nah, sekarang kalau bicara tentang guru masa sekolah yang berkesan dan baik hati memang tetap lebih banyak. Guru favorit tetap ada. Dan pastinya yang namanya guru favorit antara siswa satu dengan siswa lainnya akan berbeda. Maklum, isi kepala tidak mungkin sama.Â
Saya pribadi, saat belajar di tingkat SD ada nama almarhumah Bu Bintijarti sebagai guru paling baik. Beliau guru kelas I yang sangat telaten sehingga bisa membuat siswa rajin dan lancar membaca.Â
Kemudian, saya juga sangat terkesan dengan guru SMP dan SMA. Guru SMP yang menginspirasi adalah guru Sejarah (pak Bambang namanya). Di tingkat SMA ada guru PPKn (pak Suyanto), Sejarah(pak Suryanto), Akuntansi (pak Imam Supeno) dan Bahasa Jerman (pak Sutarman).Â
Secara tidak langsung mereka menginspirasi dalam belajar agar saya bisa menjadi guru yang menyenangkan. Karena dengan hati senang, para siswa akan betah belajar. Jika guru terlalu keras dan galak maka akan membuat siswa tertekan.Â