Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Puasa Kali Ini

4 April 2022   10:46 Diperbarui: 4 April 2022   11:44 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan Ramadhan, satu bulan yang mulia dibandingkan bulan-bulan lainnya. Hamba-hamba Nya bisa memperoleh banyak keutamaan. Membuat insan semakin takwa, perisai dari api neraka, bulan penuh ampunan, puasa menjadi syafaat kepada hamba yang berpuasa, menahan syahwat, mendapat surga dari pintu Arrayan dan doanya InsyaAllah dikabulkan, Lailatul Qadar.

Karena keutamaan yang luar biasa itu, umat Islam menyambut kedatangannya penuh suka cita. Namun, bulan Ramadan kemarin menjadikan aku sedih. Tak bisa beribadah puasa di saat lainnya berpuasa.

Asam lambung tinggi dan mengalami gangguan cemas berdampak pada pencapaian puasa tahun kemarin. Terpaksa fidyah kubayarkan karena perut dan lambung panas. Membuat keringat dingin, dada berdebar-debar, mudah capek dan khawatir terjadi sesuatu jika aku berpuasa.

"Ibu, nanti ibu puasa apa?" Tanya anakku. Dia paham bahwa tahun kemarin ibunya tidak bisa puasa penuh. Ketika bedug Dhuhur tiba, aku berbuka. Sedih sebenarnya. Tetapi kondisi saat itu belum memungkinkan.

Tak kujawab pertanyaan putri keduaku. Malah kuajukan pertanyaan kepadanya.

"Lha kenapa, nak. Kok kamu tanya seperti itu?" 

"Aku pingin tahu saja kok, Bu." Jawabnya pelan.

***

Sebenarnya ada kekhawatiran juga untuk berpuasa di tahun kedua aku menderita asam lambung tinggi dan gangguan cemas.

Kutanamkan di hati, bahwa Allah akan menguatkanku. Hingga bedug Maghrib tiba.

**

Kuhampiri anakku. 

"Yuk, shalat Dhuhur dulu, nak. Terus tidur. Nanti sore kan kamu takjilan." 

Branjang, 4 April 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun