Suatu sore, di rumah simbah.
"Fa, gurumu siapa?"tanya simbahku.
Kebetulan ibu ke rumah simbah juga bersama adikku. Ibu mengawasi adik yang berlarian ke sana-kemari.
"Ibu," kujawab singkat pertanyaan simbah.
"Lha gurunya ibumu sendiri. Terus kamu sudah mengerjakan tugas apa belum?"
Aku tak menjawab. Hanya isyarat gelengan kepala.
Simbah hanya tertawa. Tak lama simbah menasehatiku.
"Kalau gurumu di sekolah itu ibumu sendiri, harusnya kamu lebih rajin. Setiap hari kan ketemu dan diajari bu gurumu," begitu nasehat simbah.
Ibu yang tadinya wira-wiri mengikuti adikku mengomentari perkataan simbah.
"Kalau Ifa ngeyel ya nggak dinaikkan ke kelas V, mbah," ucap ibuku.
Aku masih belum paham. Kenapa aku nggak bisa naik kelas? Bukankah aku tetap mengerjakan tugas? Meski tugas itu kukerjakan sore hari, kalau bapak pulang kerja. Aku paling takut kalau bapak marah karena aku belum mengerjakan tugas.