Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lelaki Usia Tujuh Puluhan dan Kerokan

22 November 2020   10:24 Diperbarui: 22 November 2020   10:29 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: daerah.sindonews.com

Lelaki usia tujuh puluhan itu berjalan membelah sepinya jalan. Hawa dingin tak dipedulikannya. 

Jelang Isya, jalanan di kampungnya basah karena sejak siang hujan deras. Baru saja hujan berhenti. Dengan tongkat di tangan kanan dan payung di tangan kiri lelaki itu berjalan ke rumah anak dan menantunya. 

***

Sebelumnya, lelaki itu pernah marah besar kepada anaknya karena hal sepele. Namun pada akhirnya dia menyadari bahwa dialah yang salah. Dengan besar hati dia meminta maaf dengan caranya. Bukan dengan mengatakan, "maafkan aku, nak..."

Lelaki itu menunjukkan permintaan maaf dengan alasan mengunjungi cucu-cucunya. Beberapa hari memang mereka tak mengunjungi sang kakek. Ya akibat kesalahpahamannya dengan sang anak.

"Percayalah, Bu. Meski kamu dimarahi tapi malah kamu yang sering diingat." Hibur sang suami kepada istrinya, anak lelaki sepuh itu.

Kekesalan sang anak sedikit demi sedikit luntur. Bagaimanapun lelaki itu adalah bapak kandungnya. Dari jerih payahnya, dia bisa bersekolah sampai dinikahkan. 

***

Kini lelaki tua itu telah sampai di rumah anak dan menantunya. Rumah yang dibangun dengan susah payah anak dan menantu. 

Rumah itu lumayan nyaman meski kadang berantakan karena cucu-cucunya memang baru remusuh. Apa saja tergeletak di lantai. Sementara ibunya kelelahan mengurusi anak dan suaminya.

"Aku mau kerokan. Mau minta tolong mas Yan..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun