Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ayah-Bunda, Anak Itu Amanah Jangan Berpikir Bahwa Dia Memberatkan Hidup

6 Juli 2020   07:18 Diperbarui: 6 Juli 2020   07:55 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang ayah mendampingi anak di dapur sebagai upaya membekali keterampilan hidup yang berguna di masa depannya. Ilustrasi: sehatq.com

Beberapa hari terakhir, saya mengamati, mencermati berbagai keluhan para orangtua. Mereka mengeluh karena putra-putrinya sulit diajak shalat, sehari penuh pegang HP, unggah-ungguh sangat rendah dan sebagainya.

Kesemua keluhan itu seakan menyatakan bahwa seorang anak adalah beban hidup bagi orangtua. Padahal bukan seperti itu. Anak adalah amanah yang harus dijaga, dirawat, dididik dengan baik.

Dididik dengan baik tentunya memiliki makna yang sangat luas. Mendidik dalam beragama, bersosial, dan sikap lain yang sesuai dengan tatanan atau norma yang berlaku. Kesemuanya akan menjadi bekal yang sangat berharga bagi anak.

Yang perlu ditekankan, mendidik anak jangan hanya fokus pada hasil. Akan tetapi lebih kedepankan unsur proses belajar anak. Agar anak bisa melalui rangkaian proses maka perlu arahan dari orang tua. Tanamkan pada diri anak bahwa hasil ---kesuksesan--- bisa diraih karena proses yang panjang.

Dalam mendidik, orangtua yang baik tak berarti selalu mengaminkan segala keinginan anak. Orangtua yang baik, adalah orangtua yang bisa mendidik atau mengarahkan agar sikap, atau ucapan anak bisa baik.

Karenanya perlu kesabaran yang tinggi untuk mencapai hasil yang diinginkan. Jangan menyerah jika anak menuruti hawa nafsunya. Tugas dari orang tualah yang harus mengerem agar hawa nafsu anak bisa terkendali.

Bagaimana pun anak masih dalam tahap belajar untuk mengelola hati dan emosinya. Jadi jika tidak diarahkan maka si anak akan terus mengikuti nafsunya. Yang dipikirkan hanya keinginan demi keinginan terpenuhi.

Tak perlu takut untuk tidak menuruti keinginan anak. Dengan begitu anak akan belajar bahwa segala sesuatu yang diinginkan bisa diraih karena perjuangan, bukan semata-mata karena orangtua yang memanjakan hidupnya.

Orangtua tak selamanya bisa mendampingi anak. Jadi biarkan anak memiliki mental yang kuat dengan belajar menerima jika sebuah keinginan harus tertunda pemenuhannya.

Memang orangtua akan puyeng jika menghadapi anak yang rewel karena ngambek, nangis dan sebagainya. Tetapi hal itu akan lebih baik daripada kelak si anaklah yang menangis dan menemui kesusahan.

Meski menghadapi anak yang rewel, bukan berarti itu menjadikan beban berat hidup bagi orangtua. Orangtua perlu ingat bahwa anak adalah amanah. Tak semua orang yang berkeluarga diamanahi anak. Mereka bahkan harus berjuang untuk mendapatkan buah hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun