Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pantang Menyerah, Sukses Pasti Teraih

30 Juni 2020   09:52 Diperbarui: 30 Juni 2020   10:03 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.tipspengembangandiri.com

"Meski masih muda tetapi tetap harus dipanggil Bu guru katanya."

Saya tak keberatan disapa seperti apapun yang penting para siswa enjoy ketika saya ajar. Mengajar pun tetap terlalui meski mengajar di dua sekolah. Bentrok jadwal tidak terjadi.

Pada akhirnya karena ada program sertifikasi yang mengharuskan guru memiliki beban kerja 24 jam saya mengundurkan diri dari SMP. Sebagai catatan semula para PNS memang mengajar 18 jam perminggu. Namun karena sertifikasi, mereka mengajar 24 jam perminggu. 

Saya tidak mempermasalahkan. Namanya rezeki pasti ada yang mengatur, Allah. Setelah itu saya fokus mengajar di SD. Meski mengajar di SD saya tetap ingin profesional.

Alhasil saya memutuskan untuk kuliah lagi agar ijazah sesuai dengan tempat mengajar. Itu saya lakukan di tahun 2015-an. Meski bukan PNS dan honor malah terbilang lebih banyak para buruh, Alhamdulillah proses kuliah berjalan lancar. 

Singkat cerita, Ijazah PGSD saya pegang. Jadi dobel gelar S1nya. Bagi orang lain mungkin itu tindakan konyol tetapi tak saya pedulikan. Hehehe... Namun ijazah bermanfaat untuk proses inpasing saya di tahun 2017-2018.

Pelajaran yang Bisa dipetik

Bagi para lulusan SMA atau S1 yang baru mencari tempat bekerja, atau bahkan sudah bekerja tetapi merasa gajinya di bawah UMR, tetaplah telaten bekerja. Di luar sana banyak orang yang memimpikan dan menginginkan bekerja seperti kita. Apalagi masa-masa pandemi seperti ini. Jadi bersyukur harus terus dilakukan.

Hasil ketelatenan ---kesuksesan--- tidak didapatkan serta merta. Terkadang ada proses berliku untuk meraihnya. Lelah hati dan pikiran memang ada. Namun yakin saja bahwa rezeki selalu mengikuti setiap usaha yang dilakukan.

Mencapai puncak kesuksesan setiap orang berbeda. Tak perlu berkecil hati dan jangan terlalu mendonggakkan kepala. Lebih baik lihat orang yang kurang beruntung daripada kita.

Dengan begitu hati lebih tenang dan bekerja pun akan selalu semangat. Apalagi didukung dengan ibadah yang khusyuk serta restu orang tua atau pasangan. Semangat, restu orangtua atau pasangan dan kedekatan dengan Illahi itulah yang akan mengantar kesuksesan kedepannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun