Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pantang Menyerah, Sukses Pasti Teraih

30 Juni 2020   09:52 Diperbarui: 30 Juni 2020   10:03 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.tipspengembangandiri.com

"Maksud gimana, pak?"

"Ya aku sudah tahu, siapa yang bakal jadi tenaga pendidik di sekolah."

Saya tersenyum. Ternyata untuk menjadi seorang GTT saja, ada istilah titipan. Okelah. Tak apa. Saya yakin Allah sudah mengatur semua meski guru saya tadi menyatakan kekecewaannya waktu dulu.

Saya tahu guru saya itu sangat idealis. Jadi wajar jika kecewa karena ada tes untuk calon guru hanya bersifat formalitas.

Menjadi pendidik, meski tak sesuai dengan ijazah

Dalam perkembangannya, saya akhirnya melamar di sekolah swasta di kampung saya. Meski telah menjadi pendidik di sebuah SMP. 

Ya waktu itu, beban mengajar hanya 18 jam perminggu. Jadi ketika ada waktu saya mengajar di sekolah dasar tadi. Kedua sekolah tidak keberatan. Dan yang melakukan hal yang sama tak hanya saya. Ada beberapa teman yang mengajar di dua sekolah 

Saat pertama kali mengajar di SD, para siswa menyapa dengan sapaan "mbak". Maklum para siswa adalah tetangga. Lidah mereka terbiasa menyapa seperti itu. Hihihii..

Saya sih enjoy saja dipanggil seperti itu. Dianggap muda. Ya jelas, saat itu masih di bawah 25 tahun. Sapaan "mbak" masih melekat sampai sekarang untuk alumni sekolah.

Namun pada akhirnya para siswa menyapa dengan "Bu guru" atau "Bu Jora". Saya sempat heran juga, kenapa mereka menyapa saya seperti itu.

"Kemarin dimarahi pak guru. Nggak boleh menyapa mbak." Begitu cerita salah satu siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun