Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Cara Menghukum Anak yang Agresif

3 Juni 2020   09:28 Diperbarui: 5 Juni 2020   03:10 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi mengatasi anak agresif. (sumber: bbevren via kompas.com)

Manusia diciptakan oleh Allah dengan karakter yang berbeda. Meski dilahirkan dari rahim ibu yang sama, karakter anak tidaklah sama. Bahkan jika yang lahir adalah kembar juga akan berbeda baik fisik maupun psikis-nya.

Ada anak yang dilahirkan dengan sifat periang, kepercayaan diri tinggi. Ada pula yang sebaliknya atau periang tetapi kurang percaya diri ketika berada di khalayak umum.

Semua sudah lumrah. Namun sebagai manusia yang dibekali cipta, rasa dan karsa, harus bisa dan berusaha untuk hidup sesuai tatanan dalam bermasyarakat dan bernegara.

Butuh ketekunan, kesabaran banyak pihak untuk mewujudkannya, terutama orang tua. Ketika pasangan suami isteri telah resmi berumah tangga maka harus sedia stok kesabaran dan ketekunan dalam mendidik anak.

Apalagi jika ternyata diamanahi anak yang agresif. Ada saja yang salah di mata anak, uring-uringan, bicara kasar dan suara tinggi. Bisa jadi orang tua angkat tangan untuk membimbing dan mendidik buah hatinya.

Membimbing dan mendidik buah hati merupakan tanggungjawab orangtua. Peran orang tua dalam hal ini adalah sebagai guru pertama. Karena menjadi guru maka orangtua harus bisa jadi contoh yang baik. Tak hanya ucapan namun juga perilakunya bisa menjadi teladan yang berharga bagi anak.

Jangan menyerah ketika memiliki anak yang memiliki keunikan agresif ini. Toh jika kita diamanahi buah hati artinya Allah mempercayai bahwa pasangan suami istri memang bisa mendidiknya.

Lalu jika memiliki buah hati yang agresif, bagaimana menyikapinya?

Ada orang tua yang kewalahan menghadapi agresifnya sang buah hati. Sampai-sampai malah ibunya yang menangis karena tak mampu menenangkan anaknya yang agresif tadi.

Anak saya sendiri ada yang cukup agresif. Ada yang tidak sesuai dengan keinginannya, dia bisa menangis lama dan suaranya melengking. Terkadang saya menjadi sasaran tinjuannya. Namun sekarang, seiring pertambahan usianya, perilaku agresif mulai berkurang.

Sabar. Itu adalah pilihan pertama yang harus dilakukan. Usahakan jangan menggunakan kekerasan fisik terhadap anak. Karena anak malah akan belajar melakukan kekerasan juga. Bukankah itu tidak bagus untuk perkembangan psikis anak selanjutnya?

Menghukum anak yang agresif memang diperlukan. Apalagi jika agresif itu mengarah pada perusakan barang-barang, memukul orang di sekitar, tidak sopan harus ditangani dengan serius.

Usahakan anak tidak bermain dengan anak yang kalem. Karena akan membuat kondisi tidak nyaman dan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. 

Perlu kerjasama dari semua pihak untuk membantu menangani anak yang agresif. Orang tua, guru, masyarakat. Karena bisa jadi ketika di luar dan bermain, anak agresif tadi malah "kalahan" atau istilah Jawanya "Jago Kate" yang hanya menang di kandang sendiri.

Jangan-jangan anak agresif adalah korban dari para jagoan ketika bermain bersama. Sehingga dia tidak mampu mempertahankan atau membela diri. Nah akibatnya, ketika sampai rumah si agresif langsung berulah.

Komunikasikan dengan guru, dan masyarakat untuk menegur anak agresif dan mungkin perilaku yang didapatkan ketika si agresif bermain di kampung atau sekolah. 

Jika pangkal permasalahan ditemukan maka akan lebih mudah melakukan pendekatan dan menaklukkan si agresif. Bicara dengan si agresif juga lebih nyaman. Kuncinya tetap sabar.

Semoga dengan kerjasama semua pihak, anak agresif tadi akan lebih mudah diarahkan dan bisa berperilaku normal, sebagaimana mestinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun