Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Jelang Lebaran Rumah Seisinya Bersih, Jangan Lupa Ada yang Juga Harus Bersih

19 Mei 2020   11:10 Diperbarui: 19 Mei 2020   11:13 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjelang akhir bulan Ramadan, di saat masih berpuasa, umat Islam melakukan bersih-bersih rumah. Melebihi hari-hari biasa. Maklum di hari nan suci itu para sanak saudara berdatangan. Selain para tetangga tentunya.

Persiapan demi persiapan, mulai dari membersihkan dapur, kamar, ruang keluarga, ruang tamu dan halaman, serta merapikan taman dan kolam ikan jika memilikinya. 

Ya semua memang harus dilakukan. Demi kebersihan lingkungan dan kesehatan keluarga. Apalagi di saat masa pandemi covid 19 ini. Rumah harus sering dibersihkan. Agar aman bagi kesehatan penghuni rumah.

Kebersihan sebagian dari iman. Begitu bunyi salah satu hadis Rasulullah. Sebuah hadis yang menunjukkan betapa penting dan utamanya kebersihan bagi manusia. Dari kebersihan itu akan membawa dampak luar biasa bagi kehidupan manusia, di segala aspek kehidupan.

Iman seseorang memang tak hanya dilihat dari ibadah ---hablum minallah dan hablumminannas--- saja. Iman dilihat dari segala aspek kehidupan. Semua harus sinkron. Sejalan. Tak boleh timpang.

Percuma rajin ibadah tetapi dengan tetangga tak saling sapa. Berselisih melebihi tiga hari. Selalu iri dengan rezeki orang lain serta perilaku yang menunjukkan penyakit hati.

Apabila memiliki rumah harus bersih. Memiliki tubuh harus bersih. Bila rumah kotor, tentu tidak menyehatkan bagi penghuninya. Tak enak juga dipandang. 

Nah, begitu juga dengan harta. Harta yang dimiliki bukan milik kita sepenuhnya. Pada bagian harta kita ada bagian pula bagi orang-orang fakir, miskin dan sebagainya.

Karena itu, kita harus menyisihkan sedikit dari harta untuk mereka. Menyisihkan rezeki untuk mereka, tidak akan mengurangi harta sama sekali. Bahkan dari kegiatan itu, harta yang dimiliki akan semakin barokah.

Dalam tuntunan Islam, manusia diajarkan untuk bersedekah, berinfak dan berzakat. Fungsinya membersihkan harta dan melatih jiwa sosial kepada sesama. Masing-masing orang bisa melaksanakan salah satu atau beberapa dari tuntunan itu. Pastinya harus disesuaikan dengan kemampuan seseorang.

Sedekah sendiri tidak ditentukan besarannya berapa. Cukup semampunya. Bahkan ketika tak memiliki harta untuk disedekahkan maka sedekah perilaku bisa dilakukan setiap insan. Membantu menghilangkan paku di jalan, menyapa satu sama lain, sudah bernilai sedekah dan ibadah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun