Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bertadarus pada Masa Pandemi, Terpaksa Dijalani dengan Cara Ini

29 April 2020   14:27 Diperbarui: 29 April 2020   14:36 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkap layar WAG Tadarus Daring di kampung saya. Dokpri

Segala aktivitas ibadah benar-benar dibatasi untuk bulan Ramadan tahun ini. Masa pandemi covid 19 memang telah mengubah banyak hal, mulai dari pembelajaran untuk siswa, bersosial, ekonomi dan sebagainya.

Alhasil semakan atau tadarus bersama yang biasanya dilaksanakan selepas shalat Isya dan tarawih pun akhirnya tak dilaksanakan di masjid. Namun demikian, bukan berarti mengurangi semangat umat muslim untuk tadarus.

Pilihannya adalah tadarus yang dikoordinir melalui WAG. Mungkin ini juga berlaku di daerah lain. Di mana jamaah masuk grup WA mengisi list mengajinya pada juz berapa. Jadi setiap jamaah menyelesaikan satu juz.

Jamaah lain mengisi dan mengaji pada list juz lainnya. Setelah selesai membaca dan selesai pada juz yang dipilihnya maka melaporkan dengan mencentang pada list yang telah ada.

Jangan khawatir bagi jamaah perempuan, jika ternyata baru "berhalangan" maka jamaah lainnya bisa melanjutkan jatah dari yang bersangkutan. Tentu di belakang layar, yang bersangkutan harus saling berkomunikasi untuk bisa melanjutkan juz yang belum selesai.

Jika juz 1 sampai 30 telah selesai dalam 1 sesi maka bisa dilanjutkan pada sesi berikutnya.

Cara tadarus seperti ini memang agak aneh tetapi bisa menjadi salah satu alternatif terbaik saat ini. Ya saat ini tidak memungkinkan untuk berkumpul bersama dalam satu ruang dan waktu.

Secara normal, biasanya jika semakan atau tadarus secara langsung maka antara jamaah bisa mengoreksi bacaan jamaah lain, sudah tepat dan benar ataukah belum membacanya atau tajwidnya.

Sementara dengan sistem "urunan" tersebut antar jamaah tidak bisa menyelami benar atau tidaknya cara bacanya. Tadarus atau semakan pada awalnya memang menjadi ajang saling belajar, bukan ajang cepet-cepetan dalam menyelesaikan bacaan Alquran.

Sudah pasti cara tadarus yang sedang in saat ini kurang bisa mengetahui tepat tidaknya dalam membaca, sesuai tajwid ataukah tidak.

Namun kita memang tak boleh menilai buruk dari niat mengaji mereka. Setidaknya kita mengisi bulan Ramadan dengan hal yang positif termasuk mengaji. Dengan mengaji, diharapkan bisa mengambil hikmah dari arti setiap ayat-ayatnya.

Mengaji tak sekadar membaca tetapi membaca terjemahan sekaligus mengamalkan kandungannya. Semoga tetap bernilai ibadah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun