Apa yang diinginkan oleh pasangan, apa yang kita inginkan dari pasangan harus dikomunikasikan dengan kepala dingin. Jangan dibiarkan berlarut-larut.Â
Bila perlu ketika berbicara dari hati ke hati, pasangan yang berselisih sambil napak tilas. Artinya pasangan pergi ke tempat-tempat yang berkesan dan menyejarah bagi mereka. Entah itu di taman, pantai maupun tempat lain. Saat itu akan bisa dirasakan bagaimana romantisme masa lalu bersama pasangan.
Lalu bagaimana ketika komunikasi dengan pasangan mentok maka minta bantuan keluarga. Kenapa? Karena merekalah yang pertama kali mendapatkan dampak negatif dari buruknya hubungan pasangan. Anak, orangtua, mertua akan merasakan ketidaknyamanan rumah tangga.
Merekalah yang memiliki hak untuk mendapatkan kabar baik keluarga sebuah pasangan karena mereka sudah percaya bahwa anaknya mantap menjalani rumah tangga. Hingga akhirnya mereka merestui hubungan kasih sayang anaknya. Jadi sebagai pasangan yang mendapatkan restu harus bisa mempertanggungjawabkan keputusannya.
Ketika hak itu tidak mereka dapatkan, mereka akan malu. Bukan tidak mungkin akhirnya mereka tidak akan peduli lagi dengan kehidupan anaknya kemudian.Â
Karenanya sebelum semua terlambat, maka libatkan keluarga untuk menyelesaikan dan mendamaikan pasangan yang berselisih. Jika memang perlu curhat dengan orang lain maka curhatlah dengan teman yang benar-benar dipercaya. Usahakan curhat kepada sesama teman yang sejenis, bukan lawan jenis.
Kenapa harus meminimalisir curhat kepada lawan jenis? Tentu hal ini akan membuka peluang masalah baru. Tak hanya masalah dengan keluarga sendiri dan pasangan, tetapi juga keluarga orang yang dicurhati.
Curhat dengan lawan jenis akan membuat satu pihak yang bermasalah merasa mendapatkan perhatian dan kenyamanan. Akhirnya dia ingin lebih dekat dengan teman curhatnya. Dari hari ke hari dia lupa untuk memperbaiki keadaan rumah tangga. Dia akan asyik berharap mendapatkan hati teman curhatnya. Teman curhat akan menjadi idaman hati yang baru.
Sudah pasti itu sangat merugikan keluarga teman curhatnya, entah itu isteri maupun suaminya. Nah dalam keadaan seperti ini jika Anda termasuk kategori orang yang sedang atau akan menjadi teman curhat harus hati-hati.
Masalah keluarga teman Anda bukanlah masalah Anda. Anda tak perlu berdalih menolong teman hingga isteri atau suami malah ditelantarkan perasaannya. Tentu suami atau isteri yang baik akan berusaha meminimalisir hubungan terlarang.Â
Usahakan untuk tidak menjadi angin surga bagi orang lain, sementara suami atau isteri sendiri malah mendapatkan nerakanya. Naudzubillah.Â