Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cernak | Badai Pasti Berlalu

25 Maret 2020   14:33 Diperbarui: 25 Maret 2020   14:59 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: dongengceritarakyat.com

Di sebuah hutan yang masih rimbun, hiduplah binatang-binatang dengan rukun. Saling bergotong royong. Nyaris tak ada perselisihan yang membuat suasana tak nyaman.

Hingga suatu hari, salah satu binatang, Harimau, sakit. Binatang lain yang sering mengobati berbagai penyakit pun sampai menyerah untuk menolong Harimau.

Binatang lain pun sangat sedih. Harimau yang sering terlihat galak dan menyeramkan itu dalam kondisi lemah. Mereka mendoakan Harimau agar lekas sembuh. Mereka merasa kehilangan sosok binatang yang bisa menjaga anak-anak mereka.

"Penyakit Harimau sangat aneh..." ujar Monyet dengan perlengkapan pengobatannya.

Apalagi malah ada kabar bahwa binatang lain yang pernah mencoba mengobati juga ikut sakit. Bertambahlah sedih para binatang di hutan itu.

*

"Untuk sementara, paduka bisa perintahkan rakyat untuk tidak ke mana-mana dulu. Saya kira itu bisa mengurangi kekhawatiran kita..." usul Monyet kepada raja hutan, Singa.

Singa tampak kebingungan. Dia tampak mondar-mandir. Memikirkan sisi baik dan buruk jika rakyatnya tak boleh beraktivitas apapun.

"Semua demi kesehatan rakyat kerajaan ini, paduka," Monyet masih meyakinkan Singa.

Singa tidak bisa memutuskan sendiri perkara itu. Para pejabat kerajaan dimintai pertimbangan. Hampir semua setuju dengan usul Monyet.

"Tapi bagaimana cara mempertahankan hidup rakyatku?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun