Lema menjawab sesuai yang terjadi. Tadi Lema melihat Kiti tertidur pulas di dekat pohon mangga. Tanpa sengaja Lema melihat ada Semut nakal. Semut itu mau menggigit Kiti.
Lema merasa kasihan kalau Kiti terbangun gara-gara gigitan semut. Lema berusaha mengusir semut dari tubuh Kiti. Semut usil itu malah tertawa terbahak-bahak. Semut itu juga mencemooh badan Lema.yang belang hitam dan kuning.
Lema tidak terima dengan ejekan itu. Lema menjadi kesal. Bukan hanya karena ejekan itu, tapi karena jahatnya Semut yang mau mengganggu Kiti.
Suara ribut Lema dan semut ternyata membuat Kiti terbangun dan marah. Kiti geram sekali pada Lema dan semut. Semut bisa dengan mudah bersembunyi di balik bulu-bulu Kiti. Tetapi Lema yang badannya terlalu gemuk sulit terbang.
Dengan susah payah Lema menghindari Kiti. Akhirnya dia bisa kembali ke sarang dengan selamat. Namun Lema sangat takut kalau Kiti akan menyerang sarangnya. Sekali tubrukan kucing mengenai sarangnya, maka Lema tidak memiliki rumah lagi. Karenanya Lema sangat takut dan menangis.
"Oh...begitu rupanya. Tenanglah Lema, aku akan bicara dengan Kiti. Yang aku tahu Kiti itu sangat baik. Dia tak pilih-pilih teman asal tidak membuatnya kesal..."
**
Pak Han menemui Kiti di bawah pohon mangga tempat sarang Lema. Pak Han menceritakan apa yang diketahuinya tentang Lema.
Kiti menjadi merasa bersalah. Teenyata dia salah paham. Dia ingin minta maaf kepada Lema, tetapi dia khawatir kalau Lema tidak akan memaafkannya.
"Dia pasti memaafkanmu, Kiti..."
***