Pengalaman saya dan teman-teman, atau bahkan semua siswa zaman dahulu hampir sama. Pengalaman itu seru dan pastinya sesuai dengan tujuan perkemahan.
Saya kutip dari wikipedia, bahwa tujuan perkemahan adalah memberikan pengalaman adanya saling ketergantungan antara unsur-unsur alam dan kebutuhan untuk melestarikannya, menjaga lingkungan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab akan masa depan yang menghormati keseimbangan alam.
Jelas selama berkemah, para peserta kemah harus memperhatikan kebersihan dan kelestarian lingkungan. Apabila kemah dilaksanakan di sekitar hutan dan sungai, para peserta berlatih juga memanfaatkan air sungai. Membawa air dalam ember untuk keperluan masak dan minum.
Tujuan lain dari perkemahan adalah mengembangkan kemampuan diri mengatasi tantangan yang dihadapi, menyadari tidak ada sesuatu yang berlebih di dalam dirinya, menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan dalam kesederhanaan.Â
Selama bersekolah, segala keperluan disiapkan orangtua, terutama ibu. Jadi tinggal mengonsumsi yang sudah ada. Tetapi dalam berkemah, para peserta harus mengatasi tantangan ketika memasak, ketika hujan dan ternyata tenda bocor, membuat parit di sekitar tenda, agar aliran air tidak masuk dalam tenda dan sebagainya.Â
Sayangnya orangtua malah tidak tega. Meski sudah menyiakan ini itu untuk keperluan pangan, hati tidak tenang. Khawatir kalau si anak tidak makan dan sebagainya.Â
Terakhir, berkemah bertujuan untuk membina kerjasama dan persatuan dan persaudaraan, seperti yang saya paparkan di atas. Kekompakan harus tertanam di hati masing-masing peserta karena perkemahan dalam kepramukaan pastilah banyak kegiatan dan tugas.
Saat ini lokasi perkemahan sangat banyak dan lebih rapi dan teratur. Bumi perkemahan dengan fasilitas yang lumayan menjadi pilihan sekolah untuk kegiatan perkemahan.
Para peserta dalam berkemah pun peralatannya lebih modern. Kompor yang dimanfaatkan untuk masak-memasak bukan lagi kompor minyak. Kompor portable.Â