Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Seberapa Pentingkah Membaca dan Menulis Permulaan bagi Si Kecil?

9 Desember 2019   15:02 Diperbarui: 10 Desember 2019   05:22 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: parenting.firstcry.com

Saya memiliki tiga anak. Dari tiga anak, dua di antaranya sudah duduk di SD. Si bungsu berusia 3 tahun di 29 Desember nanti.

Dalam kesempatan ini, saya ceritakan tentang dua anak saya terkait dengan dunia literasi, terutama dalam pengenalannya terhadap huruf- huruf yang menuntunnya bisa membaca dan menulis.

Dua anak saya yang sudah bersekolah memiliki karakter yang berbeda. Cara belajar membaca dan menulis pun berbeda. Si sulung termasuk agak lama dalam belajar membaca dan menulis. 

Saya ingat betul di akhir masa TK, saya harus mengenalkan perlima huruf sampai hafal, kemudian ditambah lima huruf lagi dan seterusnya, sampai hafal huruf A sampai Z.

Setelah itu barulah saya kenalkan cara membaca. Butuh kesabaran ekstra untuk mengenalkan cara membaca. Mulai menggambar topi, mobil dan benda lain, kemudian menuliskan hurufnya dengan salah satu huruf vokal dihilangkan. Sebelumnya pastikan dia hafal huruf vokal.

Setelah melengkapi huruf vokal pada kata benda tertentu, saya latih membaca persuku kata dan juga menulis. Si sulung termasuk lama kalau menulis namun harus terus dilatih. Alhmdulillah, sampai sekarang, dalam hal membaca dia sudah lancar, menulisnya yang masih lama. Capek menulis, ceritanya.

Lain halnya dengan adiknya. Dia lebih mudah mengenal huruf ketika duduk di TK. Bahkan di TK dia sudah meminta les membaca. Sama sekali tak saya paksakan. 

Saya berprinsip bahwa anak TK memang harus banyak bermain. Tak boleh dijejali dengan huruf- huruf dan kata- kata yang harus dibaca dan ditulis.

Jika kakaknya bisa membaca dan menulis, maka adiknya pasti bisa juga. Itu masalah waktu. Waktu belajar membaca yang tepat adalah ketika anak duduk di SD kelas satu. Di sana ada kegiatan membaca menulis permulaan.

Kita ingat zaman dulu, buku pelajaran Bahasa Indonesia ditekankan pada aktivitas membaca budi dan keluarganya. Berbeda dengan buku Bahasa Indonesia saat ini, apalagi buku tematik Kurikulum 2013.

Membaca menulis permulaan disasarkan bagi anak peralihan TK ke SD. Kemampuan membaca permulaan berorientasi pada kemampuan membaca tingkat dasar. Artinya si anak bisa melek huruf. Melek huruf ini artinya anak bisa melafalkan lambang tertulis menjadi bunyi yang bermakna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun