Aku terpana mendengar penuturan instrukturku itu. Kenapa dia harus berterimakasih padaku. Pada perempuan tua yang sebentar lagi pensiun.Â
"Saya Indra, bu. Murid bu Djin dulu. Yang sering bu Djin kasih snack jatah bu Djin dari sekolah itu lho, bu..."
Aku menatap tak percaya. Indra rupanya. Muridku yang nasibnya sungguh memprihatinkan, kedua orangtuanya meninggal saat Indra kelas 1. Dia tak pernah membawa uang jajan. Hidup bersama neneknya yang buruh di rumah tetangga, tak bisa mencukupi uang jajan Indra.
"Bisa sekolah di sini saja sudah alhamdulillah, bu guru..." begitu nenek Indra yang merasa bahagia, cucunya bisa sekolah di tempat kerjaku.Rupanya dia kini sudah sukses dan rendah hati dengan kesuksesannya.Â