Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pancasila, Masih Saktikah?

1 Oktober 2019   08:43 Diperbarui: 1 Oktober 2019   09:31 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: mojok.co

Hari ini bangsa Indonesia memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Hari Kesaktian Pancasila sendiri merupakan rangkaian sejarah yang menyertai Gerakan 30 September.

Gerakan 30 September sendiri merupakan gerakan golongan kiri yang ditandai penculikan terhadap para petinggi militer. Golongan komunis ini sebelum melakukan aksi penculikan terhadap tokoh- tokoh TNI, tahun 1948 juga telah melakukan aksi yang membuat kondisi mencekam di Madiun. Gubernur Soeryo tercatat sebagai salah satu korban keganasan PKI. Disamping tokoh- tokoh agama dan aparat pemerintah yang turut menjadi korban.

Nilai- nilai Pancasila ---persatuan dan kesatuan--- akhirnya bisa menggagalkan upaya para komunis yang meneror para rakyat waktu itu. Lalu bagaimanakah nilai Pancasila bisa menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia saat ini? Pancasila masih saktikah? 

Nilai- nilai Pancasila tak ada yang berubah. Sebuah dasar negara yang menjadi pondasi dalam kehidupan bernegara. 

Sebenarnya nilai- nilai itu perlu disemaikan terus, apalagi saat ini Indonesia terancam disintegrasi. Jika dulu ada Penataran P4 setiap menjadi siswa baru di tingkat SMP dan SMA sebagai upaya membumikan Pancasila. Penataran P4 akhirnya dihapus. 

Saat ini yang dibumikan adalah penanaman dan penumbuhan nilai karakter yang masih didasarkan pada nilai- nilai Pancasila. Namun nilai karakter itu perlu dipupuk terus. Banyak pihak yang harus mendukung terjaganya nilai Pancasila.

Nilai Pancasila terlihat berkurang saat ini. Papua Barat bergolak. Korban berjatuhan baik dari pihak sipil dan militer. Lalu permasalahan UU KPK, RKUHP, karhutla yang menyebabkan perbedaan pandangan. 

Sayangnya perbedaan pandangan ini menyebabkan memanasnya kondisi di Indonesia. Demonstrasi para mahasiswa ---diikuti siswa SMK--- sebagai reaksi berbagai kejadian akhir- akhir ini tak terelakkan. 

Nilai Pancasila tak menjadi pegangan rakyat. Bahkan para elit politik dan tokoh lainnya malah memperkeruh panasnya perpolitikan di Indonesia. Mereka tak menjadi teladan untuk mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi dan golongan.

Memprihatinkan. Jika rakyat, elit politik dan tokoh sudah berpendirian pada keyakinan masing- masing maka kesaktian nilai Pancasila telah memudar. Sungguh disayangkan. 

Tak bisa dibayangkan betapa sedihnya para pahlawan dan pendiri bangsa. Mereka mati- matian menjaga persatuan, menempatkan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi dan golongan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun