Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mas Mumtaz

24 Agustus 2019   08:47 Diperbarui: 24 Agustus 2019   08:53 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Terimakasih, bu Put.."

"Iya. Sama- sama. Tolong dikirim ke kontakku ya, dik..."

"Oke, bu. Kula kirim sakniki nggih..." (Kukirimkan sekarang ya, bu...)

Tak lama notif WA dari Erik, yang nomor kontaknya sudah kusimpan, muncul. Kulihat simbol kamera di beberapa chatnya.

Kubuka pesan japri Erik. Beberapa foto bersamanya. Kulihat Erik memang sekarang tinggi. Dan melihat fisikku yang tak terlalu tinggi, dari foto itu terkesan kalau aku dan Erik seperti kakak beradik.

Kupilih sebuah foto lalu kuunggah pada status WA. Tanpa keterangan atau caption. Akibatnya pesan- pesan masuk ke kontakku. 

Bu Fika yang menjadi teman sekantor Erik langsung menscreenshot foto dan mengunggah ulang foto itu. Maksudnya sih ngerjai Erik. Selama beberapa tahun mengajar, Erik belum berani menikahi pujaannya. Bahkan memajang foto pujaannya saja tak berani.

"Kata Pak Erik malu kalau majang foto perempuan tapi akhirnya nggak berjodoh..." Cerita Bu Fika.

"Heehhee.. Baguslah. Nggak perlu dipajang di statusnya. Cukup dipajang di hatinya saja...Eaaaa..." balasku.

Sementara chat lain juga bermunculan. Yuni, sepupuku juga mengirim pesannya. Karena yang dia tahu aku jarang sekali mau berfoto dengan lelaki, meski aku lama ditinggal mas Mumtaz demi menikahi perempuan lain.

"Pasti muridmu ya, mbak..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun