Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kaum Difabel pun Unggul

16 Agustus 2019   14:56 Diperbarui: 16 Agustus 2019   17:41 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
temadepsicologia.com

Apapun sebutannya, yang jelas anak- anak tersebut tetaplah memiliki semangat dan prestasi membanggakan. Mereka bisa menjadi sosok besar jika diarahkan secara tepat.

Kita lihat ada Gus Dur sebagai tokoh nasional yang mengemban tugas sebagai presiden keempat Indonesia di tengah keterbatasan fisiknya. Meski pada akhirnya Gus Dur digantikan Megawati sebelum masa jabatan berakhir.

Dalam bidang keolahragaan, Indonesia memiliki sejumlah atlet difabel yang mengharumkan nama Indonesia dalam ajang Asian Para Games 2018. Misalnya Nanda Mei Sholihah yang berlaga di cabang olahraga atletik. Dari netz.id, Nanda sebelumnya juga telah memiliki prestasi yang luar biasa, Asian Para Games Singapore (2015) dan Asian Para Games Malaysia (2017).  Dia mendapatkan masing-masing 3 medali emas. 

Selain itu ada Laura Aurelia Dinda, seorang atlet renang. Dari netz.id, pada Asian Para Games Malaysia (2017), Laura menyabet 2 medali emas di nomor renang 100 meter gaya bebas putri S-6. Selain itu, di World Championship Berlin (2018) dia mendapat 2 medali emas, 1 medali perak dan 1 perunggu.

Dalam bidang keagamaan, kita sering menyaksikan di dunia maya, ada banyak anak difabel yang begitu mudah menghafal ayat- ayat Al Quran. Sementara orang atau anak normal malah kesulitan menghafalnya. Tak jarang anak- anak ini membuat kita menangis. Haru, bangga, malu menjadi satu melihat mereka begitu membanggakan bagi orang tua, penonton. Ada Naja, penderita lumpuh otak, namun bisa menghafalkan alquran sejak berusia 8 tahun. Masih banyak lagi anak difabel lainnya yang juga hafal ayat- ayat Alquran dan bisa menginspirasi.

Menjadi unggul di tengah keterbatasan itu sudah seharusnya kita apresiasi sebaik mungkin. Bagaimanapun mereka berhak untuk hidup, sejahtera, menjadi kebanggaan bangsanya sesuai kemampuan mereka. Biarkan mereka berekspresi, mengeksplorasi diri. Kita dukung demi kemajuan bangsa dan negara juga.

***

Bacaan

wikipedia, netz.id, dan sumber lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun