Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Masih Menyoal Besek sebagai Alternatif Pembungkus Daging Kurban

14 Agustus 2019   09:20 Diperbarui: 14 Agustus 2019   09:36 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pict ikan pindang: bulelengkab.go.id

Sampai saat ini ---memasuki hari tasyrik ketiga masih banyak dibahas tentang pengganti plastik pada saat hari raya kurban. Di WAG alumni SMA saya pun begitu. Bahkan sahabat yang beragama non muslim juga turut menyumbangkan ide untuk pengurangan limbah plastik pada hari raya kurban tahun depan.

Ada sahabat yang berpendapat bahwa penggunaan besek plus daun sebagai alas wadah daging kurban hanya cocok di masjid yang tak terlalu besar dan tak banyak hewan kurbannya. Mengingat kerepotan panitia kurban dalam menyiapkan besek. Sudah pasti penempatan besek kosong juga memakan banyak tempat. Padahal peletakan besek harus benar- benar di tempat bersih.

Meski begitu saya jadi ingat Masjid Jogokariyan, masjid percontohan dalam segala aktivitas dakwahnya, juga memanfaatkan besek sebagai wadah daging kurban pada tahun ini. Dari akun instagram Masjid Jogokariyan kita bisa melihat bahwa jumlah hewan kurban dan besar tidaknya masjid, bukanlah tolok ukur berhasil tidaknya penggunaan plastik sebagai wadah daging kurban.


Tahun ini di Masjid Jogokariyan jumlah hewan kurban ada 40 ekor sapi dan 53 kambing. Cukup banyak. Akan tetapi untuk proses pemotongan daging atau tulang memang masjid ini telah mempergunakan alat pemotong modern.

Sebelum adanya arahan penggunaan wadah non plastik mengarah ke daun atau besek pada beberapa jenis makanan juga telah menggunakan wadah berupa besek. 

Sebagaimana kita ketahui, besek digunakan sebagai wadah beberapa jenis makanan. Kalau di seputaran Jogja, besek bisa digunakan untuk wadah geplak, thiwul instan, gudheg, ikan pindang atau cuwik dan sebagainya. 

Tentunya sebelum digunakan untuk wadah makanan tadi, pasti ada daun pisang sebagai alas dalam meletakkan makanan. Jadi tak langsung diletakkan pada besek.

Pict gatot: laningdevilasetyaputri.wordpress.com
Pict gatot: laningdevilasetyaputri.wordpress.com
Pict Geplak (backpackerjakarta.com)
Pict Geplak (backpackerjakarta.com)
Daging kurban dengan wadah besek, mungkinkah?

Setelah kita mengingat kembali penggunaan besek sebagai wadah makanan yang tidak begitu asing bagi kita, kita pertanyakan kembali layakkah daging kurban diwadahi besek? Kebanyakan makanan tadi dialasi daun pada bagian dalam, kecuali ikan pindang atau ikan cuwik.

Kembali ke diskusi dalam WAG, di tengah diskusi, sahabat saya yang merupakan dokter hewan menyampaikan hasil diskusinya ---pada 11 Agustus 2019--- dengan Prof Setyawan Budiharta. 

Hasil diskusi mereka saya kutip secara utuh dari chat yang masuk ke WAG. Tentang penggunaan besek bambu sebagai wadah atau tempat menaruh daging kurban yang akan dibagikan.

1. Ide memakai besek bambu patut diacungi jempol untuk mengurangi sampah plastik

2. Bambu juga diketahui mengandung beberapa senyawa quinon yang bersifat antibakteri

3. Daun yang digunakan ---sebagai alas dalam besek, red--- sebaiknya daun jati karena lebih menyerap air

4. Besek bambu harus berpenutup

Supaya tidak ada cemaran baik waktu membagi porsi maupun membagikannya ke jamaah

Jangan lupa untuk jerohan usus babat dibersihkan direbus lalu dibungkus sendiri juga hati dan ginjal dibungkus terpisah 

Salam kami dari Kota Yogyakarta

Yang sempat dipertanyakan sahabat saya akan penggunaan besek sebagai wadah daging kurban yang peletakan bahan dan produk besek sering sembarangan.

Lalu bagaimana proses pembuatan besek dari produsen besek itu sendiri? Bersih dan higieniskah?


Sebagai perbandingan, mari kita lihat proses pembuatan besek untuk ikan.


Dilihat dari kedua video tadi, memang kalau dilihat secara sekilas beseknya kurang higienis. Bambu yang telah dibelah tipis diletakkan begitu saja di lantai. 

Mungkin menjadi PR bagi para produsen besek untuk lebih menjaga kualitas besek---termasuk kebersihan dan higienisnya---. Mengingat, kemungkinan besar di hari raya kurban tahun mendatang, pesanan besek semakin meningkat.

Dan untuk panitia kurban ---juga penjual makanan--- memang ada baiknya tetap menyiapkan daun sebagai alas dalam besek sebelum dipergunakan sebagai wadah daging. Seperti yang disarankan sahabat saya dan didiskusikan dengan Prof Setyawan Budiharta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun