"Aku tak mau kalau dipingit, Ayah...!"
Seru Kartini sambil meninggalkan ruang keluarga menuju kamar.
Ayah Kartini menggeleng, mukanya terlihat memerah menahan amarahnya. Sementara sang ibu hanya menghela napas.
Ibunya sangat memahami perasaan Kartini, anaknya, yang memang menentang tradisi kolot yang masih dipegang secara turun-temurun di keluarganya. Dia dulu juga dipingit, layaknya perempuan lainnya yang memasuki masa remaja. Bedanya, sang ibu tak berani menentang ayahnya atau kakek Kartini.
Dibandingkan kedua saudara perempuannya , Kartini memang terlihat lebih keras, berkemauan untuk bisa seperti para kaum Adam.
"Enak aja aku tak boleh bergaul dengan temanku. Zaman now loh...", Kartini update status di akun Facebook-nya.
Tak lama setelah terpublikasi, status itu banyak mendapatkan komentar dari teman-teman Kartini. Ada yang menertawakan, ada yang menasehati, ada yang mengaitkan namanya yang sama dengan Raden Ajeng Kartini. Pokoknya beragam sekali komentar teman-temannya.
"Besok hp-mu disita ayahmu lho, Tin... ??", Gitu salah satu komentar Nina, sahabatnya.Â
"Gak pa pa, Tin. Besok kalo pingin tahu dunia yang indah lewat aku aja. Undang ke situ ya..???", yang ini komentar Yuni.
"Pantes dong, Tin kalo kamu dipingit. Kan kayak RA Kartini. Ahahaha...", Komentar Tari.
"Cie..cieeeeh...yang sebentar lagi mau dinikahkan...??", Ida turut berkomentar.