Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kartini

21 Juli 2019   09:26 Diperbarui: 21 Juli 2019   09:30 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Aku tak mau kalau dipingit, Ayah...!"

Seru Kartini sambil meninggalkan ruang keluarga menuju kamar.

Ayah Kartini menggeleng, mukanya terlihat memerah menahan amarahnya. Sementara sang ibu hanya menghela napas.

Ibunya sangat memahami perasaan Kartini, anaknya, yang memang menentang tradisi kolot yang masih dipegang secara turun-temurun di keluarganya. Dia dulu juga dipingit, layaknya perempuan lainnya yang memasuki masa remaja. Bedanya, sang ibu tak berani menentang ayahnya atau kakek Kartini.

Dibandingkan kedua saudara perempuannya , Kartini memang terlihat lebih keras, berkemauan untuk bisa seperti para kaum Adam.

"Enak aja aku tak boleh bergaul dengan temanku. Zaman now loh...", Kartini update status di akun Facebook-nya.

Tak lama setelah terpublikasi, status itu banyak mendapatkan komentar dari teman-teman Kartini. Ada yang menertawakan, ada yang menasehati, ada yang mengaitkan namanya yang sama dengan Raden Ajeng Kartini. Pokoknya beragam sekali komentar teman-temannya.

"Besok hp-mu disita ayahmu lho, Tin... ??", Gitu salah satu komentar Nina, sahabatnya. 

"Gak pa pa, Tin. Besok kalo pingin tahu dunia yang indah lewat aku aja. Undang ke situ ya..???", yang ini komentar Yuni.

"Pantes dong, Tin kalo kamu dipingit. Kan kayak RA Kartini. Ahahaha...", Komentar Tari.

"Cie..cieeeeh...yang sebentar lagi mau dinikahkan...??", Ida turut berkomentar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun