Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ayah Pasti Sayang Kamu

21 Juni 2019   05:23 Diperbarui: 6 Juli 2019   20:31 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kisah sebelumnya

Sudah kuduga. Sesampai di sekolah kulihat ayah Husna telah menunggu di lobi sekolah. Sepertinya dia sudah menunggu lama kedatangan Husna yang kemarin tak dijemputnya dan kuajak menginap di rumahku. 

Begitu melihat kedatangan kami, ayah Husna segera menghampiri kami. Dipeluknya Husna. Husna sedikit berontak. Ya mungkin menahan kekesalan pada ayahnya itu. 

"Assalamualaikum, Husna. Maaf ayah kemarin tak menjemputmu. Maaf ya, sayang..."

"Ayah jahat! Ayah nggak sayang Husna!"

Aku begitu shock melihat reaksi putriku. Ayahnya mencoba menenangkan hatinya dan menjelaskan alasannya. 

Aku tahu, ayah Husna tengah berbohong. Dia bilang kalau ada acara dan sudah minta bantuanku untuk mengajaknya ke rumah. Padahal dia sendiri kuhubungi juga tak memberikan respon.

Respon diberikan setelah mendekati petang hari. Dan pesan beserta notif telepon maupun VC kulihat malam harinya. 

Sungguh, aku membenci ayah anakku itu. Membohongi anaknya sendiri. Sebagai ibunya aku tak terima kalau dia melakukan hal itu. Bagiku, anak harus diprioritaskan dari semua kepentingan lainnya. Nyatanya ayah anakku itu tak bisa memprioritaskan anakku. 

*

Kulihat ayah Husna masih terus meyakinkan putriku itu. Lama kelamaan Husna berontak dan berteriak. Mau tak mau ayah Husna melepas pelukannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun