Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jika Tak Ada Sisa Cinta, Mengapa Aku Kesal Padanya?

19 Juni 2019   20:09 Diperbarui: 6 Juli 2019   19:55 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kisah sebelumnya

Beberapa hari ini Husna berangkat sekolah diantar ayahnya dan seorang perempuan muda yang cantik, anggun, ramah. Yang mengantar Husna sampai halaman sekolah ya perempuan itu. 

Kulihat Husna, yang adalah putriku sendiri, tampak murung. Entah apa yang dipikirkannya. Ayahnya juga tak mengeluhkan kondisinya seperti biasa. Mungkin karena waktunya sudah banyak tersita untuk bekerja dan perempuan itu. 

Aku jadi kesal sendiri dengan kelakuan ayah anakku itu. Bahkan tugas prakarya SBdP membuat kolase biji-bijian pun tak dibuat Husna. Padahal dia hanya perlu menyiapkan beberapa jenis biji-bijian, lalu ditempelkan pada gambar yang sudah kubagikan. 

Di waktu istirahat pun Husna hanya berada di dalam kelas. Tak ke kantin. Tak mencari bu guru favoritnya, kata ayahnya dulu. 

Aku menjadi khawatir dengan kejiwaan putriku itu. Tak ada semangat belajar meski bertemu denganku. Tak seperti minggu-minggu lalu. 

***

Waktu pulang sekolah sudah hampir dua jam berlalu. Ayah Husna belum menjemput putri cantik itu. Sementara Husna juga sudah menangis-nangis. 

Kuhubungi ayah Husna berulang, tak ada respon apapun. Akhirnya kuputuskan mengajak Husna pulang ke rumahku. 

Rasa kangenku pada putriku itu kuluapkan di rumah. Kumasakkan makanan kesukaannya, menyiapkan air untuk mandi, bermain, bercerita. Aktivitas yang sangat kuinginkan selama enam tahun lebih, setelah kami dipisahkan secara paksa. 

Aku tak memegang HP sampai akhirnya Husna tidur. Aku lupa, tak mengabari ayah Husna lagi, kalau anak itu bersamaku. Kulihat notif WA, VC, telepon di layar HPku. Ternyata dia masih menghiraukan keberadaan Husna. Namun tak ku balas semua pesan ayah Husna. Segera kumatikan HPku. Aku tak ingin diganggu oleh siapa pun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun