"Lihat saja nanti ya, non. Bapakmu marah sama aku atau tidak...", dia masih tertawa.Â
Aku terus membujuknya pergi. Dia menolak. Sementara bapak semakin dekat. Garis wajah bapak sudah membuat aku takut.Â
"Sudah, kamu tenang saja. Aku ke sini bukan untuk menemuimu, non. Kamu masuk rumah saja. Aku mau ketemu bapakmu. Mau bicara sama beliau kalau aku mau melamar kamu..."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!