Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Siaran Televisi Beragam, Mari Bijak dalam Memilih Material Tontonan untuk Anak

31 Maret 2019   21:22 Diperbarui: 1 April 2019   03:18 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tayangan televisi akhir-akhir ini membuat para orangtua seperti saya dan pendidik menjadi ketar-ketir. Pendidik digaji "murah" untuk mendidik dan memperbaiki akhlak dan karakter anak.

Di sisi lain para sineas atau pembuat acara televisi dibayar "mahal" malah merusak generasi. Meskipun sebenarnya bisa jadi mereka tak bermaksud seperti itu. Tayangan atau tontonan yang disajikan di berbagai stasiun televisi kebanyakan sarat dengan pesan yang negatif terutama infotainment, sinetron dan variety show. 

Para penggagas tontonan televisi baik infotainment, sinetron dan variety show sekadar memikirkan untuk mendapatkan rating tinggi dan keuntungan tanpa memperhatikan apakah tontonan itu membawa manfaat bagi pemirsa televisi ataukah tidak. 

Semasa kecil saya dulu, stasiun televisi tak terlalu banyak. Siaran televisi pun terbatas, tak seperti sekarang, ada siaran televisi non stop 24 jam. Dulu stasiun televisi TVRI yang berperan untuk memberikan edukasi kepada penonton. Meski siaran TVRI hanya mulai dari pukul 15.00 sampai pukul 00.00 namun tayangan atau acaranya benar-benar berkualitas. 

Melihat perbedaan tayangan televisi yang cukup mencolok dan memprihatinkan, saya sendiri akhirnya membuat keputusan untuk tidak menonton televisi terutama untuk tontonan khusus emak-emak. Saya lebih baik mengalah sama anak-anak. Anak-anak saya biarkan menonton film kartun seperti Adit Sapa Jarwa, Upin dan Ipin, Pada Suatu Masa di stasiun MNC TV.  Atau tontonan kartun di RTV. 

Namun sayang ketika mereka menonton film kartun ternyata tak selamanya isi dan nilai sesuai usia anak-anak. Masih ada bagian isi film kartun yang mengisahkan anak-anak sudah menyukai lawan jenis. Waduh... jadi galaulah saya. Anak dinasehati untuk memindah chanel televisi juga harus butuh kesabaran tinggi. Pengarahan dan pendampingan harus benar-benar dilakukan demi tumbuh kembang normal anak-anak. 

Nah menurut saya kalau tontonan anak yang lebih pantas dinikmati anak-anak,  seusia TK atau SD, ada Dudidudidam. Di acara tersebut anak bisa mengenal lagu anak-anak karya pencipta lagu seperti AT Mahmud, Ibu Sud, Papa T Bob dan sebagainya. Lagu anak-anak di masa tahun 90an sarat nilai positif bagi anak. Tak seperti saat ini. Jarang sekali lahir lagu anak-anak yang memiliki nilai positif. Terkadang ada pencarian bakat untuk anak tetapi materi lagu malah lagu untuk orang dewasa. Ini yang sangat disayangkan. 

Memang tontonan televisi memiliki dampak luar biasa bagi anak-anak. Tak kalah dengan dampak pemakaian gawai. Apakah dampaknya? 

Dampak Positif Tontonan Televisi bagi Anak- anak
Sebagai sarana hiburan anak
Setelah anak-anak pulang sekolah pasti capek dan butuh istirahat. Mereka bisa kita beri waktu untuk tidur atau menonton televisi setelah makan siangnya. Istirahat di rumah sepulang sekolah harus dibiasakan.

Orangtua harus "greteh" atau terus mengingatkan karena pastinya di sekolah guru sudah memberikan nasehat agar para siswa istirahat di rumah. Jika anak mau dolan bareng teman-teman maka bisa mereka lakukan di sore hari. 

Belajar di sekolah pasti melelahkan sehingga menonton televisi bisa menjadi alternatif bagi anak untuk mendapatkan hiburan. Tujuannya agar anak tidak stress dan otak bisa fresh kembali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun