Indonesia merupakan negara agraris. Hampir sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, baik petani dalam arti umum dan sempit. Petani secara sempit adalah pengolah lahan pertanian dengan berbagai tanaman budidaya. Secara luas, petani juga meliputi pengolah lahan pertanian baik untuk peternakan, perkebunan dan tanaman budidaya seperti palawija dan sebagainya.
Akan tetapi meski sebagai negara agraris ternyata dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah sering tidak memperhatikan nasib para petani. Kita ingat bahwa garam, beras, gula sering kali harus impor padahal produksi garam, beras maupun gula cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Sungguh disayangkan dengan kebijakan tersebut. Petani garam, petani bawang banyak yang menelan pahitnya merasakan harga yang sangat murah. Ada juga aksi membuang gula pasir di sekitar istana akibat kebijakan impor garam.
Para paslon capres cawapres menawarkan berbagai visi misi dalam bidang pertanian ini. Dari paslon capres cawapres 01 menawarkan agenda seperti mempercepat pelaksanaan redistribusi aset, melanjutkan pendampingan masyarakat dalam penggunaan, pemanfaatan dan produksi atas tanah serta melanjutkan percepatan legalisasi atas tanah milik rakyat dan tanah wakaf.
Sedangkan paslon capres cawapres 02 memiliki program mewujudkan swasembada pangan dengan mencetak 2 juta hektar lahan baru bagi peningkatan produksi pangan terutama beras, jagung, sagu, kedelai dan tebu; merehabilitasi hutan rusak menjadi hutan alam, hutan tanaman industri dan hutan tanaman pangan serta ; menjalankan agenda reformasi agraria untuk memperbaiki kesejahteraan petani.
Jika dicermati masing- masing agenda keagrariaan capres cawapres kurang memadai. Harusnya visi misi yang ditawarkan mestinya berupa kebijakan strategis yang berhubungan dengan persoalan mendasar dan krusial bangsa di bidang agraria. Tak sekadar program pelengkap yang cenderung bersifat parsial atau impulsif.Â
Semoga rakyat Indonesia semakin sejahtera kedepannya, termasuk para petani. Agar tak ada tangis ataupun aksi buang hasil panen karena dropnya harga hasil panen.