Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Jangan Ada Lagi Tangis Petani di Negeri Agraris

15 Februari 2019   09:43 Diperbarui: 15 Februari 2019   10:33 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia merupakan negara agraris. Hampir sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, baik petani dalam arti umum dan sempit. Petani secara sempit adalah pengolah lahan pertanian dengan berbagai tanaman budidaya. Secara luas, petani juga meliputi pengolah lahan pertanian baik untuk peternakan, perkebunan dan tanaman budidaya seperti palawija dan sebagainya.

Akan tetapi meski sebagai negara agraris ternyata dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah sering tidak memperhatikan nasib para petani. Kita ingat bahwa garam, beras, gula sering kali harus impor padahal produksi garam, beras maupun gula cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Sungguh disayangkan dengan kebijakan tersebut. Petani garam, petani bawang banyak yang menelan pahitnya merasakan harga yang sangat murah. Ada juga aksi membuang gula pasir di sekitar istana akibat kebijakan impor garam.

Pict: liputan6.com
Pict: liputan6.com
Berkaitan dengan kebijakan agraris, tampaknya pemerintah yang akan datang harus benar- benar memperhatikan nasib para petani dalam negeri. Petani sebagai penduduk terbesar di Indonesia harus diayomi seluruh pemimpin dan wakil rakyat.

Para paslon capres cawapres menawarkan berbagai visi misi dalam bidang pertanian ini. Dari paslon capres cawapres 01 menawarkan agenda seperti mempercepat pelaksanaan redistribusi aset, melanjutkan pendampingan masyarakat dalam penggunaan, pemanfaatan dan produksi atas tanah serta melanjutkan percepatan legalisasi atas tanah milik rakyat dan tanah wakaf.

Sedangkan paslon capres cawapres 02 memiliki program mewujudkan swasembada pangan dengan mencetak 2 juta hektar lahan baru bagi peningkatan produksi pangan terutama beras, jagung, sagu, kedelai dan tebu; merehabilitasi hutan rusak menjadi hutan alam, hutan tanaman industri dan hutan tanaman pangan serta ; menjalankan agenda reformasi agraria untuk memperbaiki kesejahteraan petani.

Jika dicermati masing- masing agenda keagrariaan capres cawapres kurang memadai. Harusnya visi misi yang ditawarkan mestinya berupa kebijakan strategis yang berhubungan dengan persoalan mendasar dan krusial bangsa di bidang agraria. Tak sekadar program pelengkap yang cenderung bersifat parsial atau impulsif. 

Semoga rakyat Indonesia semakin sejahtera kedepannya, termasuk para petani. Agar tak ada tangis ataupun aksi buang hasil panen karena dropnya harga hasil panen.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun