Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kecewa dalam Menulis? Ini Bisa Jadi Penyemangat Menulis bagi Penulis Pemula

20 Januari 2019   04:53 Diperbarui: 20 Januari 2019   05:02 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua hari kemarin membuat tulisan yang sepertinya kurang layak menjadi pilihan editor, apalagi headline. Lelah?  Iya. Nulis itu lelah. Kecewa? Iya kecewa. 

Tulisan yang kurang greget bagi orang lain memang sedikit patah hati. Tapi tak apalah, saya masih bersemangat menulis sampai saat ini. Saya pernah membaca semboyan untuk penulis dari Bramma Aji Putra bahwa tidak dimuat tentu akan menorehkan luka, tapi kita tidak boleh tenggelam dalam duka terlalu lama. 

Ah... tampaknya saya mendapatkan penyemangat lagi untuk menulis setelah membaca semboyan itu. Penulis yang baik dan saat ini terkenal pun dulunya pernah mengalami hal serupa. Manusia yang sukses selalu bisa menghadapi rintangan,  termasuk dalam menulis. Ketika menjadi pengajar saya selalu memotivasi siswa agar tak patah arang untuk belajar, belajar dan belajar agar berhasil memahami materi pelajaran. Mengapa saya tak belajar dari mereka? 

Menulis adalah sebuah kegiatan dalam rangka mengabadikan ingatan, ilmu dan pengetahuan. Seperti nasehat Ali bin Abi Thalib, ikatlah ilmu dengan tulisan. Mengapa perlu diikat dengan tulisan? Tak lain dan tak bukan karena kemampuan daya ingat manusia sangat terbatas. 

Untuk menghasilkan tulisan yang baik langkah pertama si penulis harus mau membaca. Ada banyak informasi yang bisa menjadi ide tulisan setelah membaca. Setidaknya membaca ini nantinya juga ditiru oleh anak dan anak didik kita.  Tak perlu merasa kehabisan ide karena menulis berawal dari membaca dan sebenarnya kita bisa mendapatkan ide menulis dari semua yang ada di pikiran kita. Kita tinggal mencari gagasan pendukung dari berbagai tulisan, fenomena alam atau tren masa kini. 

Ketika sudah mendapatkan ide si penulis harus segera menuliskannya. Hampir semua tips menulis pasti menyematkan kalimat tersebut. Ada yang mengatakan bahwa ide itu sangat mahal. Nyatanya memang benar juga. Ide menjadi sesuatu yang mahal ketika kita menunda untuk menuliskannya karena dalam sekejap idenya hilang. 

Tulislah apa yang ingin dibaca. Saya tertarik dengan kalimat ini. Saat saya merasa tulisan yang terkesan "sampah" seperti saat ini, saya ingin mencari tulisan yang  memotivasi untuk lebih baik dalam menulis. Mengapa tulisan saya bisa gagal? Akhirnya saya kembali membaca tulisan tentang bagaimana menulis yang baik, baik tulisan saya yang pernah headline maupun penulis lain seperti tulisan Bramma Aji Putra. 

Paling tidak setelah membaca tulisan-tulisan tadi saya merasa tak sendiri dalam hal gagal menulis. Ada banyak pengalaman penulis lain yang menyemangati kita untuk terus mengasah kemampuan menulis. Yang perlu digaris bawahi segala sesuatu memang butuh proses sehingga kita harus menikmati proses tersebut, sekalipun gagal. 

Taklukkan kegagalan dalam menulis dengan tujuan mengikat ilmu kita dan mengabadikan isi kepala kita agar dibaca, memperkaya dunia literasi di Indonesia  serta membawa manfaat bagi orang lain. 

Itulah beberapa kalimat atau quote penyemangat bagi saya pribadi. Semoga bermanfaat untuk saya dan sahabat Kompasianer. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun