Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tak Pantas Untukmu

13 Desember 2018   11:50 Diperbarui: 13 Desember 2018   11:57 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Debur ombak memecah karang 
Menghenyakkan pikirku 
Akan dia 
Ya dia yang sering mengisi ruang hati 
Ruang rinduku 

Rindu ini terlarang 
Bukan hanya untukku 
Tapi juga untuknya 
Puisi sederhana ini ku pahatkan 
Di pasir putih 
Tepi pantai 
Pernah ku tuliskan 
Lalu menghilang 
Bersamaan ombak yang menepi 
Ku berharap 
Rindu terlarang ini 
Musnah juga bersama surutnya ombak

Aku masih terus memikirkan Jun. Dia yang memang selalu mengisi hari-hariku. Tapi perasaan itu harus ku halau jauh- jauh.

Aku tak mau jadi duri dalam rumah tangganya. Aku wanita. Aku pernah merasakan sakit hati juga ketika kekasihku meninggalkanku demi wanita lain.

"Dik, Daya. Kok chat-ku tak pernah kamu balas beberapa hari ini...", Chat Jun masuk ke nomor kontak WA-ku.

Ah... Aku terlanjur membuka pesan itu. Jemariku ingin mengetikkan sesuatu tapi aku kehilangan kata-kata.

Terbayang Jun yang ramah dan mempesona. Tapi aku wanita yang punya hati. Bagaimana pun rasa cinta dan terpesona akan sosok Jun tak boleh ku lanjutkan.

Biar hanya aku dan Allah yang tahu. Seperti kekaguman Zulaikha kepada Yusuf, pemuda tampan yang diabadikan dalam kitab suci. Tapi aku tak berharap cintaku berakhir seperti kisah Zulaikha dan Yusuf.

"Dik Daya. Kok cuma diread?", Chat-nya lagi.

Ku ingat kata-kata romantis yang sering dikirimkannya untukku. Jujur aku pun terbuai dan menikmati setiap rangkaian kata yang aku terima. Aku pikir, bila denganku saja romantis maka dengan isterinya pasti lebih romantis. Aku tahu dia tipe laki-laki yang begitu menghormati separuh jiwanya. Mungkin hanya kekhilafan yang sekarang dia perbuat.

Aku tak mau membuka peluang syaitan untuk menjerumuskan dia dan aku. Ayah dan ibuku akan terpukul bila aku lakukan hal bodoh. Aku lebih menginginkan kebahagiaan mereka. Mereka ridho akan hidupku maka Allah juga ridho padaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun