Selama ini Gunungkidul identik dengan daerah yang gersang, kurang pangan, kurang air, pendidikan kurang maju, angka bunuh diri tinggi dan anggapan negatif lainnya.
Akan tetapi Gunungkidul mulai berbenah dalam menangani birokrasi pemerintahan. Segala hal yang berhubungan dengan birokrasi pemerintah daerah menggunakan IT. Mulai dari aplikasi untuk pelaporan dana BOS yang menjadi percontohan di daerah-daerah lain di Indonesia, aplikasi absensi elektronik melalui Mobsi serta aset.
Dinas Pendidikan mengupayakan terciptanya aplikasi IT untuk keperluan tadi. Untuk absen melalui Mobsi bagi pegawai negeri mulai berlaku awal tahun ini. Setiap pegawai negeri di wilayah Gunungkidul dipastikan memiliki aplikasi Mobsi ini untuk absen kehadiran dan pulang setiap harinya.
Pelaporan BOS pun menggunakan aplikasi dan di tahun mendatang diwacanakan segala pembayaran keperluan belanja sekolah dari dana BOS dilakukan non tunai. Semua dibayarkan melalui transfer bank.
Capaian tersebut dinilai bisa menjadi contoh daerah- daerah lain di penjuru Indonesia. Dan Gunungkidul meraih penghargaan Top Leader on IT Leadership 2018. Penghargaan diserahkan oleh majalah It Works  pada hari Kamis, 6 Desember 2018.
Kedepannya Gunungkidul siap bertransformasi menjadi Gunungkidul Smart City dan mendukung program DIY Smart Province