Mohon tunggu...
Erza Imanda
Erza Imanda Mohon Tunggu... Seniman - Penulis

ALL IN UNTUK SEMESTA !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nongkrong Tidak Bermanfaat?

19 September 2022   15:45 Diperbarui: 19 September 2022   16:02 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nongkrong adalah istilah yang kerap digunakan oleh muda-mudi kini yang dalam Bahasa Indonesia artinya dengan berjongkok, duduk atau bersandar pada suatu tempat. 

Selain itu, seiring berjalanya waktu banyak sekali perluasaan diksi dari kata nongkrong sendiri ada yang menyebut hangout, kongkow, nongki dan ada istilah dari bahasa jawa yang memiliki arti serupa yakni cangkruk atau jagongan. 

Aktifitas nongkrong sejatinya sudah menjadi gaya hidup dari masyarakat Indonesia, mengingat kultur yang beragam serta naluri masyarakat Indonesia yang terkenal sopan menjadikan nongkrong menjadi salah satu media untuk mempersatukan keberagaman setiap individu manusia. 

Aktifitas tersebut juga menjadi sarana sosial yang dipergunakan dalam pengekspresian diri, mencari jejaring relasi bahkan sampai pada tahap bisnis yang benefit. 

Namun, disisi lain ada beberapa pendapat dari masyarakat yang mengatakan bahwa nongkrong merupakan aktifitas yang hanya membuang-buang waktu dan materi saja, tidak ada esensi-esensi yang dapat di petik dalam aktifitas tersebut. 

Memang tidak dapat dibantah argumen tersebut dikarenakan banyak ditemukan tongkrongan yang konstruksi sosialnya tidak terbangun berlandaskan nilai-nilai etika dan kebermanfaatan. 

Tidak jarang pula diberitakan satu tongrkrongan atau sekumpulan anak muda yang terlibat kasus penyalahgunaan narkoba, miras, berjudi bahkan hingga pesta seks. Hal ini berimbas pada stigma masyarakat yang menyamaratakan semua tongkrongan pasti berdampak negatif bagi lingkungan sosial mereka. 

Di tambah lagi aktifitas nongkrong erat kaitanya dengan pemuda yang mana hal itu akan menjadi sorotan lebih untuk masyarakat sekitar. Karena seorang pemuda akan dianggap sebagai generasi emas di lingkunganya sehingga apabila melakukan tindak dan tanduk yang menyalahi norma akan tersorot dengan jelas. 

Tongkrongan menjadi sebuah ironi ketika para pemuda yang terkumpul disana tidak memiliki kerangka dan konsep berpikir untuk mencari sebuah inovasi dan berproses dalam kreatifitas guna memberikan kebermanfaatan dalam sebuah lingkungan. 

Sangatlah disayangkan ketika banyak pemuda yang waktu, materi dan usianya dipergunakan utuk suatu hal yang tidak pantas dilakukan yang hanya akan berujung pada label "Sampah Masyarakat". Lalu, pertanyaanya adalah apakah sebuah tongkrongan yang berisikan pemuda ini memiliki sisi positif untuk kebermanfaatan masyarakat ? Tentu saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun