Ahok, Neoimperialisme, Radikalisme, apa sih kaitannya?
‘1. Radikalisme
Radikalisme itu sederhananya adalah segala paham yang sifatnya melewati titik ekstrim, baik ekstrem kanan maupun ekstrem kiri. Radikalisme itu mengganggu kesetimbangan sambil berusaha membentuk kesetimbangan yang lain, oleh karena itu menjadi sejenis dengan virus yang mengganggu kesetimbangan tubuh.
Dahulu kala saat kesetimbangan berada pada sisi agama, saat itu agama menjadi landasan dan sumber hukum bernegara, saat itu sains dan teknik menjadi sumber radikalisme. Galileo dicap seorang radikalis, Nicholaus Copernicus difatwakan seorang radikalis.
Zaman sekarang, saat teknologi, demokrasi dan HAM menjadi titik kesetimbangan yang baru, maka agama berbalik menjadi sumber radikalisme. Selalu ada sepotong bagian tertentu dari setiap agama yang dapat dijadikan sumber paham radikalisme.
Paham radikalisme itu, karena berupa paham yang mengendap di pikiran, seperti virus yang tidak terlihat dan tidak jelas sumbernya, maka sia-sialah segala usaha untuk mencari sumbernya dan lalu membinasakannya. Ada takberhingga virus yang beterbangan, ada takberhingga paham radikalisme yang berseliweran dari kepala ke kepala.
Yang paling baik, paling efisien, dan paling efektif, yang bisa dilakukan untuk menangkal dampak virus adalah memperkuat daya tahan tubuh. Pola hidup, pola makan, olah raga, berpikir positip, bertindak positip, cukup istirahat, sebagian dari cara agar daya tahan tubuh meningkat.
Yang paling baik, paling efisien, dan paling efektif, yang bisa dilakukan untuk menangkal dampak paham radikalisme adalah memperkuat daya tahan pikiran, daya tahan iman, memperbesar ukuran cinta kasih di dalam jiwa, mempertajam daya kritis dan analisis.
‘2. Ahok dan Radikalisme
Apa saja yang berlangsung berulang-ulang di dalam masyarakat, maka itulah kebiasaan masyarakat tersebut, dan itulah yang menjadi titik kesetimbangan masyarakat itu. Semua paham atau daya upaya untuk meruntuhkan atau paling tidak menggeser titik kesetimbangan itu disebut radikalisme, dan orang yang hendak menggeser titik kesetimbangan itu disebut radikalman kalau laki-laki, radikalwomen kalau dia perempuan.
Kita sudah lama berkubang di dalam korupsi. Bahkan seorang koruptor, saat bebas dari hukuman penjara, akan disambut dan dielu-elukan oleh masyarakat, terutama tetangga se RT, se RW, se kelurahan. Korupsi itu sudah sedemikian luas (bahkan sudah menyentuh pendidikan dan kitab suci, dua pilar yang dianggap sebagai ujung tombak pembentukan manusia), sampai-sampai muncul perasaan bagi tertuduh korupsi, bahwa saya sedang dizolimi, sama seperti Nabi yang juga sering dizolimi, kata sang tertuduh.