Tetapi ketika hasil riset dan pemikiran ini hendak disampaikan ke publik, Editor menambahkan kalimat asal-usul alam semesta, dan binggo, buku laris manis, dibicarakan di semua tempat.
Hubble, Penzias, dan Wilson tentu sangat paham bahwa jika di masa lalu terjadi ledakan yang menyebabkan alam semesta seperti yang kita amati saat ini, berarti ada sesuatu yang meledak, itu berarti ada sesuatu sebelum terjadi ledakan. Sesuatu itu apa, dan mengapa meledak?.
Di masa yang sangat lampau, alam semesta terkompresi pada sebuah titik bervolume nol (berarti tidak ada ruang) dan saat itu waktu belum ada, mereka sebut dengan singularitas. Ledakan itulah yang menghasilkan ruang dan waktu. Akibatnya tidaklah relevan untuk bertanya tentang apapun sebelum ledakan, sebab sebelum ledakan ruang dan waktu belum ada. Begitulah jawaban sementara dari pakar kosmologi.
Jadi teori big-bang bukan untuk menjawab pertanyaan asal-usul alam semesta, tetapi untuk menjawab mengapa alam semesta terlihat seperti yang kita amati saat ini.
Jadi saudara-saudara, pakar-pakar di biologi dan di fisika mengakui bahwa asal-usul kehidupan dan asal-usul alam semesta sangat sulit diketahui.
KECUALI PARA EDITOR, MEREKA SUDAH TAHU
KITA PILIH SENDIRI, LEBIH PERCAYA KE EDITOR ATAU LEBIH PERCAYA KE PAKAR