Duapuluh delapan Oktober selalu kita peringati sebagai hari SUMPAH PEMUDA". Pada naskah sumpah pemuda itu terdapat kata "Indonesia".
NAMA INDONESIA UNTUK KEPENTINGAN KOLONIALIS
Pada tahun 1850, James Richardson Logan, mencetuskan nama Indonesia melalui karya ilimiah "Journal of Indian Archipelago and Eastern Asia". Pada tahun yang sama, 1850, Earl George Samuel Windsor dalam karya "On The Leading Characteristic of the Papuan anda Malay -- Polynesia Nations" mengusulkan nama khusus bagi warga kepulauan Melayu/Hindia Belanda, yaitu Indunesia.Â
Pada tahun 1884, Adolf Bastian, Guru Besar Etnologi di Universitas Berlin, memomulerkan nama Indonesia di kalangan sarjana Belanda melalui karya "Indonesien, Order Die Inseln Des Malayschen Archipe".Â
Tetapi Logan, Windsor, dan Bastian mencetuskan nama Indonesia untuk keperluan membedakan wilayah koloni, tidak berkaitan dengan wawasan kebangsaan Indonesia merdeka.
INDONESIA SEBAGAI WAWASAN KEBANGSAAN
Pada tahun 1924, pelajar Indonesia di Belanda mengubah nama organisasi dari "Indische Vereeniging" menjadi "Indonesische Vereeniging". Pada tahun yang sama, Koran organisasi bersalin nama dari "Hindia Poetra" menjadi "Indonesia Merdeka". Pada tahun 1924, karya Tan Malaka diterbitkan di Rusia, judulnya: "Indonezija, ejo mesto na proboezdajoesjtsjemsja vostoke (Indonesia, Tempatnya di timur yang sedang bangkit)".Â
Pada Tahun 1925, Datuk Ibrahim Tan Malaka menerbitkan buku yang diberi judul "Naar de Republiek Indonesia". Pada karya ini, bahkan Tan Malaka sudah menggagas bentuk pemerintahan Indonesia Merdeka itu haruslah Republik.Â
Pada tahun 1927, Ir Soekarno dan Tjiptomangunkusumo mendirikan gerakan politik yang diberi nama "Perserikatan Nasional Indonesia" yang belakangan diubah menjadi "Partai Nasional Indonesia".Â
Pada 22 Maret 1928, Muh Hatta menyampaikan pleidooi (pembelaan) di depan pengadilan Belanda di Den Haag. Judul pembelaannya: "Indonesia Vrij (Indonesia Merdeka)"
SUMPAH PEMUDA, MENYEMPURNAKAN WAWASAN KEINDONESIAAN