Mohon tunggu...
Jonny Hutahaean
Jonny Hutahaean Mohon Tunggu... Wiraswasta - tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Sarjana Strata 1, hobby membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tolerance Is Not Enough

21 Juli 2018   14:01 Diperbarui: 21 Juli 2018   14:32 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.

Begitu arti dari kata toleran menurut KBBI, sekedar menghargai, membiarkan, dan membolehkan. Jika ditelisik lebih dalam sesuai arti di KBBI, pada kata toleran tidak terkandung makna kerja sama, apalagi gotong-royong.

Saya jadi teringat keadaan di suatu wilayah yang semua warganya tidak pernah saling mengganggu, dan tidak pernah saling memfitnah. Wilayah itu adalah pemakaman. Sesuai pengertian toleran di KBBI, penghuni pemakaman lebih toleran dari penghuni pemukiman.

Kesimpulannya, untuk menjadi Negara kuat, maju, dan sejahtera tidaklah cukup hanya dengan "masyarakat yang toleran", tetapi harus "masyarakat yang bersatu, saling menolong, saling mendukung". Dipadatkan ke dalam satu frase sila ketiga Pancasila : Persatuan Indonesia, dua kata yang sangat padat.

Masalahnya, dan sedihnya, adab sosial kita masih pada taraf untuk tidak saling mengganggu, belum memasuki tahap untuk saling membantu. Semakin sering kata toleransi didengungkan, hal itu menunjukkan betapa seringnya kita saling mengganggu.

Persatuan membutuhkan toleransi, itu betul. Tetapi toleransi hanyalah bentuk paling primitif dari persatuan, hanya elemen kecil dari keseluruhan makna persatuan. Kebutuhan sosial kita terhadap toleransi adalah petunjuk yang jelas tentang adab sosial kita yang masih primitif.

Kita masih terpaku pada paradigma toleransi, seolah-olah toleransi dapat menyelesaikan masalah sosial dengan tuntas dan tandas dan lalu menumbuhkan kita menjadi masyarakat beradab, maju, dan sejahtera. Paradigma itu bukan hanya menjangkiti masyarakat umum dan awam, tetapi juga menjangkiti birokrat, kaum intelektual, politikus, dan agamawan.

Jika toleransi itu sekedar membiarkan tidak mengganggu, bahkan menghargai, aku merasa itu sangat tidak cukup untuk menopang kita menuju cita-cita besar, menjadi bangsa yang kuat, sejahtera, terutama beradab.

Tolerance is'nt enough, we need UNITY.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun