Mohon tunggu...
Jonny Hutahaean
Jonny Hutahaean Mohon Tunggu... Wiraswasta - tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Sarjana Strata 1, hobby membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bahasa Indonesia Sekarat (?)

11 April 2018   12:21 Diperbarui: 11 April 2018   12:28 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saat hendak masuk ke mall di Bekasi, aku langsung merasa terlempar ke negeri asing yang tidak kuketahui entah di mana, penyebabnya hampir semua bahasa di sana bukan bahasa Indonesia. Grand mall, judul besar yang terlihat jelas. Apalagi setelah berada di dalam mall, entah aku di London atau di Manchester saya tidak tahu. 

Discount all item, up to 70%, Caf Croissant, Easy Optic, midnight sale, buy one get two, itulah frase yang terlihat di sana. Bahkan di daftar menu makanan di Food Court, meski seluruh bahan dari Indonesia, ayamnya dari Indonesia, juru masak orang jawa, konsumen seluruhnya orang Indonesia asli (emang ada yang palsu?), dibayar memakai rupiah, tetapi menunya tak ada satupun berbahasa dan bernama Indonesia. Hot Chili Chikken, itu nama untuk ayam goreng sambal pedas. Putri kecilku berusia 3 tahun sampai bertanya, kita di mana pak?, dia sambil menyeruput Mix juice, sementara saya menyeruput black coffe dan istri saya menyeruput lemon tea.

Semoga tidak semua mall seperti itu.....

Tetapi astagafirullah, tiga sekolah PAUD yang saya kunjungi, dalam rangka mencari kelas bermain untuk putriku yang cantik, ketiganya memakai bahasa pengantar Bahasa Inggris. Untuk anak usia tiga tahun?, tanya saya dengan heran dan takjub. Ya pak, agar nanti anak bapak mampu berkomunikasi dalam bahasa internasional, ini jaman globalisasi pak, jawab mereka. Bah ..... setan alas, globalisasi gundulmu. Bagimu globalisasi artinya kebarat-baratan, ya kan?

Kalian pernah mendengar pepatah Bahasa menunjukkan bangsa?, saya tanya sekretaris dengan nada tinggi. Kalian hendak menghapus Bangsa Indonesia dengan cara perlahan-lahan menghapus Bahasa Indonesia? ... semua mereka yang di situ kaget setengah mati. Tetapi ya sudahlah, tidak seorangpun memiliki hak untuk melarang kalian, saya pergi. Saya membayangkan, jika saat ini semua PAUD berbahasa pengantar bahasa Inggris, maka duapuluh tahun ke depan, Bahasa Indonesia punah.

Bahasa Indonesia memang sedang sekarat, sekarat terutama disebabkan wabah virus politik, sekarat bukan hanya di mall tetapi di semua bidang. Dalam menyeleksi mahasiswa baru, ada kok PTN yang tidak menyertakan Bahasa Indonesia sebagai salah satu materi seleksi, tetapi menyertakan Bahasa Inggris. 

Pada pidato resmi kenegaraan, banyak juga pejabat berbahasa gado-gado sengkarut. Data will not lie, beauty contest, chemistry, time line, next, in case, itu contoh kecil. Next time, kita akan mengadakan beauty contest untuk collect data, because, seperti you know, data wil not lie. Bah, kok bangga ya berbahasa seperti ini?

Kesadaran eksistensi bangsa di dalam bahasa sudah mulai pudar menuju hapus. Gengsi dan harga diri terasa terangkat jika menyertakan istilah dalam bahasa Inggris, meskipun terdapat padanan kata dalam Bahasa Indonesia.

Terimakasih kepada Bapak Joko Widodo dan Bapak Liek Wilarjo, sepanjang yang saya temukan hanya tinggal bapak berdualah yang konsisten berbahasa Indonesia. Bahkan Bapak Joko Widodo sering menyelipkan kata dari bahasa Jawa, meskipun saya orang Batak tapi bagi saya itu sangat keren habis. Bapak berdua ini selalu menjaga marwah salah satu dari Sumpah Pemuda 1928, berbahasa satu Bahasa Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun