'2. Hantu Ahok
Tidak perlu diberitahu semua pasti sudah tahu, Anies-Sandi pada putaran kedua meraih suara terbanyak, menyingkirkan sang petahana secara ironis. Ironis, karena semua survey menunjukkan tingkat kepuasan yang sangat tinggi terhadap kinerja petahana. Di jagad perpolitikan, sesungguhnya hal seperti itu tidak perlu membuat heran, alasannya, ya seperti paragaraf di atas.
Siapapun kita, suka atau tidak suka, lovers atau haters, wajib hukumnya mengakui dan karena itu menerima, hasil akhir perhitungan suara memberikan mandat ke pasangan Anies-Sandi untuk menjadi nakhoda DKI lima tahun ke depan dari tahun 2017.
Masalah kemudian adalah hantu Ahok, orang tersingkir yang kini meringkuk di penjara. Sejak dilantik, tampak bahwa Anies-Sandi selalu dihantui oleh Ahok, di setiap jengkal ruang di kantor Gubernur bermukim hantu Ahok, di semua peralatan di kantor Gubernur bersemayam hantu Ahok. Sapu, pel, kursi, meja, lemari, brankas, kertas-kertas, di parkiran, di alun-alun, di semua komputer, kipas angin, bersemayam hantu Ahok, dan karena itu harus disingkirkan dan diganti.
Bahkan Ahok menghantui hingga ke istilah dan kata. Ketika Ahok mencanangkan normalisasi sungai, itupun harus diganti menjadi naturalisasi sungai. Ternyata sungai-sungai di Jakarta selama ini belum menjadi warga negara, pantas sungai selalu menunjukkan kemarahannya dengan cara menciptakan banjir. Semoga setelah sungai dinaturalisasi, semua mereka akan berpihak ke DKI, dengan tidak banjir lagi. Mungkin, naturalisasi sungai adalah solusi paling jenius mengatasi banjir, semoga begitu.
Ketika Ahok menyingkirkan semua pedagang dari jalan di Tanah Abang, Sandi langsung mengambil tindakan yang berkebalikan, mengembalikan mereka ke jalan. Sebab, bukan pedagang yang menempati badan jalan itu yang menjadi sumber kemacetan, tetapi banyaknya pejalan kaki. Sandi berkunjung ke Matraman, tepatnya meninjau pembangunan under-pass matraman, Ahok tetap menghantui. Ahok menghantui sampai ke tingkat pemikiran.
Ini adalah kemenangan yang menyiksa.
Pada saat yang sama, saat hantu Ahok gentayangan di setiap jengkal di kantor gubernur, di setiap langkah gubernur-wakil, Ahok sedang mereguk nikmatnya kehidupan di penjara. Malam hari merenung, memperdalam iman, melakukan kontemplasi diri di keheningan malam, menyehatkan jiwa. Bangun subuh, olah raga menyehatkan tubuh, menjadi lebih sehat dan menjadi lebih atletis. Siang hari bercengkerama tertawa-tawa, berdiskusi dengan siapa saja dan topik apa saja, menyehatkan pikiran.
Ahok, sehabis masa hukuman, akan meninggalkan penjara dengan iman yang lebih kuat, jiwa yang lebih sehat, tubuh yang lebih sehat dan makin atletis, dan pikiran yang lebih sehat. Sementara sang pemenang, setiap saat tersiksa oleh bayang-bayang dan hantu Ahok yang selalu mengikuti.
'3. Pemenang Sesungguhnya
Pada awalnya, karena meminta AHY mundur dari militer dan mengajukan diri calon Gubernur DKI, saya pikir Pak SBY salah hitung dan salah langkah, bahkan terkadang saya anggap sudah pikun. Tetapi kini saya akui saya salah menilai, beliau ternyata politikus cermat yang berani berinvestasi. Dilihat dari sisi lain, AHY adalah pemenang sesungguhnya pilkada DKI.