Mohon tunggu...
Jonny Hutahaean
Jonny Hutahaean Mohon Tunggu... Wiraswasta - tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Sarjana Strata 1, hobby membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Korupsi Nuklir

12 Desember 2017   18:49 Diperbarui: 12 Desember 2017   18:52 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menurut penelitian, cadangan energi fosil, terutama minyak bumi, semakin menipis, dan tidak lama lagi di masa depan pasti akan ludes tuntas habis. Sementara itu hingga tulisan ini tayang, energi fosil masih menduduki tangga teratas, sebagai sumber utama penggerak roda ekonomi global. Sejumlah jenis energi dari sumber lain, energi alternatif namanya, belum layak ditempatkan sebagai mitra tanding yang sejajar dengan sumber energi fosil ini.

Tetapi memang harus ada dan harus ditemukan, sumber energi lain yang bisa menggantikan total ketergantungan terhadap energi fosil ini. Salah satu yang digadang-gadang adalah tenaga nuklir, energi yang bisa diekstrak dari inti atom melalui reaksi fisi (pembelahan) atau reaksi fusi (penggabungan).

'1. Energi Atom

Percepatan tingkat pemahaman manusia terhadap energi atom terjadi pada masa-masa awal Perang Dunia ke-2 dan masa-masa perang dingin sesudahnya. Dan wujud pertama kedahsyatan energi atom adalah yang meluluhlantakkan Hirosima dan Nagasaki.

Bom atom itu bekerja berdasarkan reaksi fisi berantai yang tidak terkendali, dengan bahan dasar utama Uranium atau Plutonium. Proyektil berupa neutron termal ditembakkan ke inti Uranium menyebabkan inti Uranium terbelah. Pembelahan itu sekaligus menghasilkan dua neutron yang digunakan sebagai proyektil berikutnya untuk membelah dua inti Uranium. Begitu terus menerus yang berlangsung hanya dalam orde mikrodetik. Bom atom ujicoba (trinity) yang bahan bakar intinya hanya 15 kg menghasilkan ledakan energi setara 20000 ton TNT, jadi memang sangat luar biasa.

Dan karena itu, mengekstrak energi melalui reaksi fisi terkendali ditempatkan sebagai salah satu kandidat kuat yang dapat menggantikan energi fosil.

Salah satu impian besar manusia adalah mengekstrak energi melalui reaksi fusi, reaksi penggabungan dua inti atom yang ringan, reaksi termonuklir. Sejumlah kendala teknis, kendala ekonomis, terutama kendala politik, membuat probabilitas terwujudnya impian ini masih samar hingga kini. Reaksi fusi, tepatnya seperti itulah reaksi yang terjadi di inti Matahari. Tingginya suhu untuk memicu reaksi yang mencapai puluhan juta Kelvin (skala suhu mutlak) menjadi kendala teknis yang utama, tingginya biaya riset yang diperlukan menjadi kendala ekonomis, kekhawatiran dampak yang belum teridentifikasi menjadi kendala politis.

'2. Dampak energi Atom

Mengendalikan reaksi inti berantai (fisi) mensyaratkan penguasaan teknologi tingkat tinggi. Pengelolaan dan pengoperasian reaktor fisi terkendali mensyaratkan zero defect, kesalahan sekecil apapun tidak ditoleransi, sebab bisa membangkitkan malapetaka berantai yang jangkauannya sangat luas, antar benua, dan selang waktunya sangat lama, lintas generasi. Ingatkan dirimu akan peristiwa Chernobyl.

Hasil sampingan yang menjadi sampah dari reaksi berantai itu juga sulit ditangani. Selain sifat sampah yang sangat radioaktif, juga karena usia hidup sampah itu (life time) yang sangat panjang mencapai ribuan tahun, lintas generasi. Negara-negara yang sudah mengoperasikan reaktor fisi terkendali menangani sampah radioaktif itu dengan cara menguburnya jauh ke dalam perut bumi. Kemungkinan gempa tektonik menyebabkan terangkatnya sampah itu ke permukaan, yang entah kapan berpeluang terjadi, menjadi kekhawatiran utama saat ini.

Bahan bakar utama reaktor fisi terkendali itu juga menjadi masalah. Kadar uranium di bebatuan bumi sangat kecil, sementara operasional reaktor membutuhkan kadar kemurnian di atas 90%, biaya besar dan teknologi tinggi dibutuhkan untuk pengayaan dan perkayaan. Itu sebabnya masih sedikit negara yang sudah menguasai teknologi pengayaan uranium ini. Dan, itu dapat menjadi masalah, seandainya kita menjadikan energi atom sebagai alternatif pengganti energi fosil. Ketergantungan akut terhadap sumber bahan bakar untuk rektor fisi dapat menjadi kendala politik yang serius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun