Mohon tunggu...
Jonminofri Nazir
Jonminofri Nazir Mohon Tunggu... Jurnalis - dosen, penulis, pemotret, dan pesepeda, juga penikmat Transjakrta dan MRT

Menulis saja. Juga berfikir, bersepeda, dan senyum. Serta memotret.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Apakah Jurnalis Bisa Jadi Sumber Berita?

18 Februari 2021   07:16 Diperbarui: 18 Februari 2021   07:38 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Ini adalah masalah sensitif tentang kesehatan.  Di negara kita ada BPOM yang mengatur tentang makanan dan obat yang beredar di wilayah hukum Indonesia. Semua produk makanan dan obat harus ada persetujuan dari BPOM sebelum diedarkan. 

Rupanya BPOM telah mengeluarkan keterangan resmi soal ini pada 24 Januari 2021.. Saya kutipkan 4 butir keterangan BPOM tentang BPA di bawah ini:

  1. Berdasarkan hasil pengawasan Badan POM terhadap kemasan galon AMDK yang terbuat dari Polikarbonat (PC) selama lima tahun terakhir, menunjukkan bahwa migrasi BPA di bawah 0.01 bpj (10 mikrogram/kg) atau masih dalam batas aman.

  2. Untuk memastikan paparan BPA pada tingkat aman, Badan POM telah menetapkan Peraturan Nomor 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan. Peraturan ini mengatur persyaratan keamanan kemasan pangan termasuk batas maksimal migrasi BPA maksimal 0,6 bpj (600 mikrogram/kg) dari kemasan PC.

  3. Kajian Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA) menyatakan belum ada risiko bahaya kesehatan terkait BPA karena data paparan BPA terlalu rendah untuk menimbulkan bahaya kesehatan. EFSA menetapkan batas aman paparan BPA oleh konsumen adalah 4 mikrogram/kg berat badan/hari. Sebagai ilustrasi, seseorang dengan berat badan 60 kg masih dalam batas aman jika mengonsumsi BPA 240 mikrogram/hari. Penelitian tentang paparan BPA (Elsevier, 2017) menunjukkan kisaran paparan sekitar 0,008-0,065 mikrogram/kg berat badan/hari sehingga belum ada risiko bahaya kesehatan terkait paparan BPA.

  4. Beberapa penelitian internasional juga menunjukkan penggunaan kemasan PC termasuk galon AMDK secara berulang tidak meningkatkan migrasi BPA.

Penjelasan seperti di atas, yang bersumber dari BPOM juga dikutip oleh kompas.com (30/01/2021).

Saya juga menemukan keterangan seorang Pakar Teknologi Pangan dari Institut Pertanian Bogor, Dr. Eko Hari Purnomo yang dimuat di sinar harapan online pada 4 Februari 2021. Intinya, Dr Eko menjelaskan: sangat kecil kemungkinan terjadinya migrasi BPA ke dalam air yang ada dalam galon guna ulang yang berbahan Polikarbonat (PC). Sebab, air bukan pelarut yang baik untuk BPA, apalagi pada suhu ruangan. "Hasil studi juga menemukan kecil kemungkinan untuk BPA bermigrasi dalam air," ujarnya.

Jadi, sebaiknya media harus bijak memilih dan teliti sumber berita yang mereka kutip. Hanya sumber yang berkompeten yang layak dikutip. Jika masalahnya rumit dan menyangkut hasil penelitian, maka yang layak menjadi sumber adalah seorang ilmuwan  peneliti yang sesuai dengan bidangnya, atau lembaga resmi seperti FDA, BPOM, atau lembaga sejenis di negara lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun