Mohon tunggu...
Jonminofri Nazir
Jonminofri Nazir Mohon Tunggu... Jurnalis - dosen, penulis, pemotret, dan pesepeda, juga penikmat Transjakrta dan MRT

Menulis saja. Juga berfikir, bersepeda, dan senyum. Serta memotret.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Memilih Jokowi dengan Bantuan Tabel

30 Maret 2019   15:07 Diperbarui: 30 Maret 2019   15:16 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita tahu, akhirnya Jokowi terpilih menjadi walikota untuk priode kedua dengan suara fantastis (90% lebih), nyaris tanpa kampanye. Dia juga terpilih menjadi salah satu walikota terbaik di Indonesia pada 2008.

Kisah karir Jokowi selanjutnya kita ketahui bersama. Dia ---bersama Ahok--- sukses mengalahkan petahana Fauzy Bowo dalam pemilihan Gubernur DKI.

Alasan kedua saya mendukung Jokowi adalah prestasi dia. Sejak dicalonkan menjadi gubernur DKI Jakarta dan terpilih, Jokowi memperlhatkan prestasi yang tak biasa bagi seorang gubernur di Indonesia. Bersama Ahok dia membangun Jakarta seperti yang diinginkan oleh gubernur-gubernur yang lalu.

Di beberapa hal  kebijakan yang mereka ambil langsung terasa di masyarakat. Terutama soal banjir Jakarta. Praktis tidak ada genangan air yang besar dan lama di Jakarta sejak dibenahi oleh Jokowi dan Ahok. Ini sesuatu yang mustahil bisa dibayangkan oleh gubernur lain. Bahkan Gubernur Fauzy Bowo atau Foke pernah berkata semasa menjadi gubernur: hanya Tuhan yang bisa mengatasi banjir Jakarta.

Di awal masa pemerintahannya di DKI, bersama Ahok, Jokowi langsung memutuskan membangun MRT, LRT, jalan tol Mampang-Cileduk, dan sebagainya. Semasa pembangunan memang terjadi kemacetan yang luar biasa. Tetapi setelah semua selesai, macet berkurang. Atau setidaknya, bagi yang tidak ingin merasakan macet, bisa menggunakan traportasi umum yang sudah jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya, termasuk Transjakarta.

Prestasi Jokowi di masa jadi gubernur ini seolah-olah menjadi tiket bagi dia untuk menjadi presiden. Setelah  dilantik menjadi presiden, Jokowi langsung mengambil kebijakan yang amat sulit sebenarnya: dia menghapus subsidi bahan bakar minyak, dan uangnya dialihkan untuk membangun infrastruktur di seluruh Indonesia, terutama di luar pulau Jawa.

Sudah umum diketahui bahwa dalam masa empat tahun, Jokowi membangun jalan tol yang sudah terbentang lebih panjang dibadingkan  seluruh jalan tol yang dibangun oleh semua presiden sebelumnya.  Juga waduk, lapangan terbang, pelabuhan, dan sebagainya. Efek ekonomi dari pembangunan ini memang tidak segera terasa, tetapi di atas kertas, ekonomi akan bergerak cepat setelah pembangunan infrastruktur selesai semua. Bahan baku dan produk setengah jadi atau produk jadi menjadi lebih lancar dibawa dari bandara ke pabrik, dan sebaliknya.

Prestasi Jokowi ini tampak oleh dunia. Oleh karena itu, tidak heran jika media asing memberikan penghargaan yang tinggi kepada Jokowi. Kepala negara asing juga memberi hormat atas prestasi pria kurus, yang sekilas tidak meyakinkan ini. Majalah Internasional yang pernah menjadikan wajah Jokowi sebagai foto sampul depan adalah Fortune (edisi Maret 2014), Time (27 oktober 2014), dan Globe Asia (edisi Januari 2014).

Banyak prestasi Jokowi lain yang tidak bisa dituliskan di sini karena terlalu panjang. Dan sebenarnya, prestasi jokowi itu sudah menjadi pengetahuan umum bagi orang yang sering membaca media massa.

Titik kehebatanJokowi adalah dia fokus membangun infrastruktur. Infra struktur yang dibangunnya sejatinya adalah item yang sudah direcanakan oleh para presiden sebelumnya. Jadi, Jokowi mengeksekusinya. Jadi, perdebatan tentang mengapa ini dibangun dan mengapa itu tidak dibangun bisa dihindari. Karena sibuk membangun infrastuktur dan membenahi ekonomi, seolah-olah (atau beneran?) Jokowi terkesan"membiarkan" urusan hukum dan HAM berjalan sebagaimana adanya dulu. Dia tidak mencampuri urusan yang banyak dituntut oleh para aktivis demokrasi itu. Urusan ini memang ruwet karena melibatkan banyak nama besar baik yang sudah meninggal, maupun yang masih hidup dan berkuasa.

Selain membangun infrastruktur, kehebatan Jokowi yang lain adalah dia pandai memilih anggota timnya di kabinetnya yang bisa bekerja dengan baik, dan bisa bekerjasama dengan baik. Di sini terdapat nama Sri Mulyani, Susi Pudjiastuti, Jonan, Basuki Hadimulyono, dan lainnya. Juga Sofyan Jalil yang jarang terdengar, tapi dia bisa menerbitkan belasan juta sertfikat tanah yang dibagi-bagikan oleh Jokowi di seluruh Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun