Mohon tunggu...
Jonminofri Nazir
Jonminofri Nazir Mohon Tunggu... Jurnalis - dosen, penulis, pemotret, dan pesepeda, juga penikmat Transjakrta dan MRT

Menulis saja. Juga berfikir, bersepeda, dan senyum. Serta memotret.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

A Private War: I Saw a Baby Die Today

25 Maret 2019   13:46 Diperbarui: 25 Maret 2019   14:07 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez


Di ranjang, berbaju tidur, sambil berbarig, Marie Colvin menyalakan rokoknya. Di sisi ranjang yang lain, Patrick Bishop, eks suaminya yang tetap jadi kekasihnya, duduk dengan laptop menyala di depannya, tetapi tidak juga memencet tuts di keyboard.. 

"Stuck?" tanya Merie kepadanya yang kelihatan kehabisan ide. Saat itu dia sedang menyelesaikan menulis novelnya.

Si kekasih lalu melipat laptop, dan beralih merangkul Marie. Wajah mereka berdekatan dan saling melihat. 

"Aku ingin mencoba lagi untuk punya anak," kata Marie dalam pelukan kekasihnya. 

"Jangan. Kamu sudah pernah mencoba pada usia 35 tahun. Sekarang tidak perlu lagi berusaha punya anak," kata pria itu mengingatkan usia Colvin yang sudah sampai titik sudah tidak layak untuk mengandung bayi. Adegan selanjutnya adalah perbuatan suami-istri tapi bagian paling awalnya saja.

Marie memang sudah dua kali keguguran. 

Dua kali gagal jadi ibu membuat Colvin semakin banyak waktu meliput perang. Menurut Paul Conroy, fotografer yang selalu menyertai Colvin sejak meliput di Bagdad, Irak,  Colvin lebih banyak berada di medan perang dibandingkan para tentara beneran. Buktinya,  Colvin datang ke Timor-Timor sebagai wartawan. Bahkan sejak menjadi wartawan perang tahun 1985, Colvin sudah ke daerah konflik, berjalan di bawah desingan peluru. Dan, hampir semua perang yang terjadi sesudahnya, hingga perang saudara di Syria. "Sebagian waktu saya sebagai wartawan profesional saya habiskan di medan perang," kata Colvin.

Sekilas, kesannya, Colvin menyukai perang. Seolah-olah perang adalah peristiwa yang diharapkannya terjadi agar dia bisa pergi meliput. Ternyata tidak begitu.  "Saya benci perang. Tapi saya selalu terdorong pergi meliput jika ada perang," kata Colvin. Pergi menantang maut ke tengah orang berkonflik menggunakan senjata berat bukan bentuk pelarian bagi Colvin.

Colvin bukan orang kesepian. Karena itu, dia tidak perlu meramaikan hidupnya dengan meliput perang. Dia buka seperti itu. Dia juga bukan seperti beberapa  tentara Amerika yang baru kembali dari Vietman atau baru pulang dari Irak  yang tidak bisa hidup di dunia normal setelah perang selesai, lalu mereka mencari perang lain. Kehidupan personal Colvin justru sebaliknya. Ia tinggal bersama orang-orang yang membuatnya gembira, jika sedang di London ia hidup dari pesta ke pesta bersama kawan-kawannya. Dia dikagumi oleh orang-orang yang berada di sekelilingnya. Jika bertemu orang baru, orang tersebut selalu berkomentar, "I know," setelah Colvin menyebutkan namanya. Ini menunjukkan dia sangat terkenal karena hasil liputan perannya yang hebat.

Faktor yang membawanya terbang ke tengah perang justru sikapnya yang tak suka perang itu. Misinya adalah mengatakan kepada dunia akibat dari perang: bahwa perang hanya membuat sengsara manusia. "Cerita ibu harus diketahui semua orang di dunia,"katanya kepada seorang perempuan korban perang. Perempuan itu sedang terisolasi dan kehilangan suami dan anaknya di Syria yang tengah berperang. Di pangkuan ibu itu, seorang bayi hanya dikasih air gula karena air susu tidak keluar lagi karena stress. Di sekeliliing ibu itu banyak tubuh berlumuran darah dengan anggota tubuh tidak lengkap atau luka parah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun