Mohon tunggu...
Harjuni
Harjuni Mohon Tunggu... Nahkoda - Talk less do more

"Tan hana wighna tan sirna; tiada rintangan yang tak dapat dilalui."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tulisan Ini Bukan buat Orang Waras

18 April 2017   11:55 Diperbarui: 18 April 2017   12:18 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mungkin kita sudah merdeka dari penjajah, tapi tidak dari pikiran sendiri, saya melihat orang-orang di negeriku dalam jumlah yang tidak sedikit, menjajah pikirannya sendiri seperti sapi-sapi yang dicucuk hidungnya kemudian diikat di pohon: tidak sehat dan tidak gemuk-gemuk, memenjarakan pikiran sendiri seperti katak dalam tempurung. Tidak boleh mikirin itu nanti dosa, nanti kafir, dilarang sama ustad, nanti Tuhan marah, masuk neraka jahanam, ditusuk pantatnya pakai besi panas, mampus lu…

Doktrin yang dangkal,…dogma agama, asalkan dari ustad yang jenggotan, pake sorban, celananya ngatung, langsung dimakan sama kulit-kulitnya, . Kalau sudah bicara agama akal sehat dilepas dulu…keracunan agama, mabok agama, lebih menjijikkan dari mabok apapun, soalnya resenya ngga ketulungan…

Ibadah hanya untuk menghindari dosa, hanya karena takut nanti Tuhan marah, bukan karena cinta Tuhan, bukan karena orientasi kebaikan, tapi untuk ngumpulin pahala buat dituker tiket-tiket masuk surga hehe lu pikir Tuhan dagang surga, lu pikir Tuhan tukang nakut-nakutin orang…

Puluhan tahun sudah kita membelakangi pengetahuan, karena ustad-ustadnya kebanyakan bicara hukum-hukum-hukum dan ritual untuk masuk surga… sains bukanlah ilmu agama, ngga dipelajari ngga apa-apa, tetap masuk surga yang penting sembahyang dan jangan melanggar larangan majelis ulama…lama-lama ummat jadi bodoh, gampang dikerjain, di jadiin alat politik, diadu domba kayak binatang lalu diketawain orang.

Kalo merasa agamanya disinggung langsung mau bunuh orang, mau mati, ngga perduli itu benar atau tidaknya. mengorbankan kedamaian demi agama, lupa bahwa agama ada untuk kedamaian. Sekiranya ada agama mengajarkan kerusakan, maka agamalah yang harus dibuang, namun bila agamapun mengutuk kerusakan, lantas apa yang salahh???

Came on, mari kita move on... kembali kepada nilai-nilai universal yang agama-agama selama ini perjuangkan, berpikir sebagai makhluk yang liberal (baca:merdeka), merenung seperti sufi, sudah benarkah jalan & paham kita selama ini??? Sudahkah gerakan kita mengarah pada Tuhan?? 

Seorang beriman adalah seorang yang berani dalam berpikir, juga berani membuang doktrin agama yang tidak perlu…

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun