Mohon tunggu...
Joni Daud
Joni Daud Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Domba Hitam

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indonesia, Rasisme dan Etnosentrisme

2 April 2017   15:14 Diperbarui: 4 April 2017   15:14 6415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menurut Wikipedia rasisme adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lain.

Rasisme adalah kata yang tidak asing bagi kita, di belahan dunia manapun rasisme juga terjadi, baik itu di Italia, Inggris, Jerman, Amerika, China, Kamboja dan Indonesia sendiri. Ini seperti penyakit yang melanda beberapa masyarakat yang menganggap manusia lain yang berbeda dalam hal budaya, kesukuan dan kepercayaan adalah lebih rendah dari manusia lainnya, dan terdapat intimidasi baik verbal maupun non-verbal oleh oknum tertentu terhadap orang-orang yang dianggap minoritas.

Dalam era globalisasi dan semakin mudahnya akses informasi hingga penyebaran informasi yang semakin cepat menyebabkan rasisme bisa semakin tumbuh subur. Apalagi di media sosial, baik twitter, facebook dan instagram adalah salah satu media sosial yang memiliki penguna terbanyak menjadi sarana tumbuh suburnya rasisme.

Indonesia saat ini menjadi lahan subur rasisme, menurut saya pribadi panasnya suasana politik hingga kebebasan mengunakan media sosial yang tidak terbatas menjadi salah satu penyebab tumbuh suburnya paham rasisme. Kebebasan yang tidak bertanggungjawab digunakan oleh segelintir oknum untuk berlaku rasisme. Sangat mudah sekali menemukan pernyataan yang bersifat rasis, dalam bentuk tulisan maupun video-video yang menjadi viral saat ini.

Indonesia memiliki sejarah panjang, didirikan oleh founding fathers dengan darah dan ideologi-ideologi yang melahirkan Indonesia, sekarang dirusak oleh prilaku beberapa oknum yang menyerang secara verbal maupun non-verbal manusia lainnya yang dianggap berbeda baik secara agama, kesukuan dan ras.

Prilaku rasisme yang berujung pada etnosentrisme, etnosentrisme adalah penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar nilai dan standar budaya sendiri (sumber Wikipedia). Orang-orang etnosentris menilai kelompok lain relatif terhadap kelompok atau kebuyaannya sendiri, khususnya bila berkaitan dengan bahasa, prilaku, kebiasaan, dan agama. Etnosentrisme mungkin tampak atau tidak tampak, meski dianggap sebagai kecendrungan alamiah dari psikologi manusia, etnosentrisme memiliki konotasi negatif di dalam masyarakat (Wikipedia).

Mungkin kita secara sadar atau tidak sadar juga berprilaku rasis di media sosial, cukup click dan share peryataan yang bernada rasisme atau video-video ajakan rasisme maupun etnosentrisme secara tidak langsung kita adalah pelaku rasisme. Pemahaman yang sempit tentang kehidupan berbangsa, moral-moral dimasyarakat menjadi tidak penting ketika hal-hal tentang perbedaan agama, kesukuan dan ras menjadi lebih penting daripada kehidupan berbangsa dan moral itu sendiri.

Melihat agama lain, suku lain, ras lain adalah ancaman bagi orang lain merupakan salah satu sikap rasisme dan etnosentrisme. Tidak terkecuali mereka yang secara tidak langsung memiliki paham-paham garis keras yang beranggapan bahwa mereka lebih benar dari orang lain (dalam hal SARA) adalah bukti dari ketidakmampuan kita dalam memahami Pancasila dan mengesampingkan moral-moral masyarakat hingga kehidupan berbangsa.

Bahwa bangsa Indonesia ini dibangun oleh founding fathers bukan untuk satu golongan saja, bukan untuk satu agama saja, tapi untuk semua orang yang lahir dan tumbuh bersama dengan tanah air pertiwi. Tidak peduli mereka yang lahir dari kandungan suku manapun, tidak peduli mereka yang memeluk agama apapun, negara ini dibangun untuk menjadi rumah bagi siapapun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun