Mohon tunggu...
Jon Hardi
Jon Hardi Mohon Tunggu... Pengacara - ADVOKAT

Alumnus Fak. Hukum Univ. Andalas Padang lulus 1990.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Masa Pensiun, Akhir Hidup atau Hidup Baru?

10 September 2021   12:07 Diperbarui: 10 September 2021   12:14 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mendalami agama

Masa pensiun dapat digunakan untuk mendalami agama dan memperbanyak ibadah. Kesibukan bekerja sering membuat orang tidak sempat mempelajari atau mendalami ilmu agama. Rapat-rapat, deadline, membuat pegawai sering lalai beribadah. Ketakutan kepada atasan, ketakutan kehilangan pekerjaan, kadangkala melalaikan hati dari kebesaran-Nya. Peran Tuhan sepertinya telah tergantikan oleh harta dan tahta.

Dengan menikmati pensiun, ada kesempatan untuk ‘menebus’ dosa-dosa dan menambal ibadah yang tertinggal dengan memperbanyak taubat, meningkatkan ibadah dan memperbanyak ilmu agama. Selain shalat fardhu tepat waktu dan berjemaah, kesempatan terbuka lebar untuk memperbanyak ibadah sunat, seperti puasa sunat, bersedekah, iktikaf di masjid, ikut program one day one juz (ODOJ) atau ikut berbagai pengajian. Contohnya, ada seorang mantan Manajer di sebuah BUMN saat ini mendaftar menjadi Santri Penghafal Al Quran.

Aktif di kegiatan sosial

Untuk menyalurkan hasrat berorganisasi, masa pensiun dapat dipergunakan untuk aktif di organisasi sosial. Ada yang aktif di partai politik, menjadi pengurus Yayasan, pengurus Dewan Kemakmuran Mesjid (DKM), Lembaga-lembaga amal dan sejenisnya.

Kegiatan ini dapat mendatangkan manfaat positif. Beramal, beribadah, sekaligus membangun jejaring sosial, aktualisasi diri dan menyalurkan hobi berorganisasi.

Mendekatkan diri dengan keluarga dan kerabat

Selama bekerja, keluarga merupakan korban utama akibat larutnya seorang pegawai dengan pekerjaannya. Sering ditinggal saat berdinas di kantor atau perjalanan dinas keluar kota. Apalagi yang tempat tugasnya memang di kota yang berjauhan dengan home base keluarga, sehingga jarang bertemu. 

Ada yang bersetmu keluarga sekali seminggu, istilahnya PJKA (Pergi Jumat Kembali Ahad) atau S3 (Seminggu Sekali Setor). Ada juga yang sekali sebulan atau 2 bulan karena ngirit ongkos. Untuk pekerjaan tertentu seperti anak buah kapal (ABK) bisanya pulang sekali 6 bulan.

Keluarga sering menjadi pelampiasan kemarahan atau kekesalan yang tidak bisa disalurkan di tempat kerja. Meskipun keluarga juga menjadi penikmat dari hasil keringat Si Pegawai, namun kenikmatan seringkali tidak seimbang dengan pengorbanan yang keluarga berikan.

Pak Yoke – nama samaran - seorang mantan pegawai swasta di perusahaan geothermal, selama bekerja mendapat shift 30;30, artinya 30 hari bekerja di lokasi mandah yang terletak di kaki Gunung Lokon, Sulawesi Utara, sedangkan 30 hari lagi kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga di Bandung. Shift itu tidak bisa diganggu gugat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun